Kejadian 39:14

"Dan ia berseru kepada keluarganya, katanya: 'Lihat, telah dibawa kepada kita seorang Ibrani, untuk mengolok-olokkan kita; ia datang kepada saya untuk tidur dengan saya, tetapi saya berteriak dengan suara nyaring."

Yusuf Tertuduh
Simbolisasi kejadian di rumah Potifar.

Konteks dan Perjuangan Yusuf

Kejadian 39:14 mencatat salah satu momen krusial dalam kehidupan Yusuf, seorang pemuda Ibrani yang dijual sebagai budak oleh saudara-saudaranya. Setelah tiba di Mesir, Yusuf dijual kepada Potifar, seorang pejabat istana Firaun. Berkat kecakapan dan anugerah Tuhan, Yusuf dengan cepat naik pangkat dan dipercaya memegang semua urusan rumah tangga Potifar. Keberhasilannya ini tidak luput dari pandangan negatif. Istri Potifar, yang tergoda oleh ketampanan dan kebaikan Yusuf, berulang kali mencoba merayunya. Namun, Yusuf dengan teguh menolak, menjaga kesucian dan kesetiaannya kepada Tuhan serta kepada tuannya.

Puncak penolakan Yusuf terjadi ketika istri Potifar berusaha memaksanya. Dalam upaya melarikan diri dari jeratan yang berbahaya, Yusuf meninggalkan jubahnya di tangan wanita itu. Merasa dipermalukan dan terhina karena ditolak, istri Potifar menggunakan kesempatan ini untuk membalas dendam. Ia berteriak, memanggil pelayan-pelayannya, dan menuduh Yusuf melakukan percobaan perkosaan. Ayat 39:14 menggambarkan seruan istri Potifar yang menyebarkan fitnahnya kepada seluruh keluarganya. Ia memperlihatkan jubah Yusuf sebagai bukti, dan dengan nada menyudutkan, ia mengatakan, "Lihat, telah dibawa kepada kita seorang Ibrani, untuk mengolok-olokkan kita; ia datang kepada saya untuk tidur dengan saya, tetapi saya berteriak dengan suara nyaring."

Dampak dan Pelajaran

Kisah ini bukan hanya tentang cobaan yang dihadapi Yusuf, tetapi juga tentang integritas, keberanian moral, dan kepercayaan kepada Tuhan. Meskipun difitnah dan akhirnya dijebloskan ke dalam penjara, Yusuf tidak pernah kehilangan imannya. Kejadian 39:14 menjadi bukti betapa seriusnya tuduhan palsu yang dapat merusak reputasi dan kehidupan seseorang. Namun, di balik semua kesulitan itu, Tuhan tetap bersama Yusuf. Pelajaran yang bisa kita petik adalah pentingnya menjaga kekudusan dan kejujuran, bahkan di tengah godaan dan tekanan yang paling berat.

Lebih lanjut, ayat ini mengingatkan kita bahwa kebenaran seringkali harus diperjuangkan. Yusuf harus menghadapi konsekuensi dari fitnah yang diarahkan kepadanya, meskipun ia tidak bersalah. Namun, kisah selanjutnya menunjukkan bahwa Tuhan bekerja di balik layar. Dari penjara, Yusuf akhirnya diangkat menjadi orang kedua di Mesir, sebuah posisi yang memberinya kesempatan untuk menyelamatkan bangsanya dari kelaparan. Kejadian 39:14, oleh karena itu, adalah pengingat bahwa setiap cobaan, sekecil apapun, dapat menjadi batu loncatan untuk rencana Tuhan yang lebih besar. Di dunia yang penuh dengan kesalahpahaman dan prasangka, mempertahankan integritas dan percaya pada keadilan ilahi adalah kunci untuk bertahan dan akhirnya menang.