Kejadian 47:24 - Hikmat Pengelolaan Sumber Daya di Masa Sulit

"Tetapi hasil panen harus kamu kumpulkan dari seluruh tanah Mesir pada waktu panen, lima bagian kamu ambil untuk raja, empat bagian kamu ambil untuk dirimu sendiri, untuk disemai dan untuk makananmu, juga makanan keluargamu dan anak-anakmu."
4 5

Simbol pembagian: Garis menunjukkan pembagian, warna berbeda melambangkan sumber daya yang berbeda, angka 4 dan 5 mewakili proporsi.

Ayat Kejadian 47:24 merupakan bagian penting dari kisah Yusuf di Mesir, yang mencatat kebijaksanaan dan strategi yang ia terapkan selama masa kelaparan tujuh tahun yang melanda Kanaan dan Mesir. Dalam ayat ini, Yusuf menjelaskan kepada Firaun mengenai sistem pembagian hasil panen yang akan diberlakukan untuk memastikan kelangsungan hidup seluruh bangsa Mesir. Instruksi ini bukan sekadar perintah, melainkan sebuah cetak biru pengelolaan sumber daya yang cerdas dan visioner, yang menjadi fondasi bagi keberlangsungan ekonomi Mesir di bawah kepemimpinan Yusuf.

Dalam konteks masa kelaparan yang parah, di mana persediaan makanan menipis secara drastis, kebijakan yang diusulkan Yusuf sangatlah krusial. Pembagian lima bagian untuk raja (yang mewakili negara atau pengelolaan terpusat) dan empat bagian untuk rakyat (untuk ditanam kembali dan dikonsumsi) menunjukkan keseimbangan yang apik. Raja mendapatkan proporsi yang lebih besar, yang dapat diartikan sebagai upaya untuk mengumpulkan cadangan strategis nasional, membiayai administrasi, dan memastikan distribusi merata di masa mendatang. Sementara itu, empat bagian yang tersisa bagi rakyat memberikan ruang yang cukup bagi mereka untuk tidak hanya bertahan hidup tetapi juga memiliki benih untuk musim tanam berikutnya. Ini adalah langkah proaktif untuk mencegah kehancuran total dan membangun kembali fondasi pertanian.

Kisah ini mengajarkan kita banyak hal tentang pentingnya perencanaan, pengelolaan yang bijak, dan pembagian yang adil, terutama di saat-saat yang penuh tantangan. Yusuf tidak hanya seorang pemimpi, tetapi juga seorang manajer ulung yang mampu menerjemahkan visi menjadi tindakan konkret. Ia memahami bahwa keberlangsungan hidup suatu bangsa tidak hanya bergantung pada ketersediaan sumber daya saat ini, tetapi juga pada bagaimana sumber daya itu dikelola untuk masa depan. Sistem yang ia buat memastikan bahwa negara memiliki kendali atas sebagian besar sumber daya untuk stabilitas jangka panjang, sementara masyarakat tetap diberdayakan untuk melanjutkan kehidupan dan mata pencaharian mereka.

Prinsip-prinsip dalam Kejadian 47:24 dapat diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan modern. Baik itu dalam skala rumah tangga, bisnis, maupun pemerintahan, penting untuk memiliki strategi pengelolaan sumber daya yang efektif. Di tengah ketidakpastian ekonomi, fluktuasi pasar, atau bencana alam, kemampuan untuk merencanakan, mengalokasikan, dan mendistribusikan aset secara bijaksana menjadi kunci untuk melewati masa sulit. Pengelolaan yang transparan dan berkeadilan akan membangun kepercayaan dan solidaritas di antara masyarakat, memperkuat ketahanan kolektif.

Lebih jauh lagi, ayat ini menyoroti pentingnya keseimbangan antara kebutuhan individu dan kebutuhan kolektif. Negara memiliki peran penting dalam memastikan kesejahteraan umum, tetapi kesejahteraan individu dan keluarga juga harus dilindungi dan dipelihara. Yusuf telah berhasil menciptakan sebuah sistem yang saling menguntungkan, di mana kekuatan sentral (raja) dan kekuatan akar rumput (rakyat) bekerja sama untuk tujuan bersama: kelangsungan hidup dan pemulihan. Ini adalah pelajaran abadi tentang bagaimana kebijaksanaan, kepemimpinan yang visioner, dan perencanaan yang matang dapat membawa sebuah komunitas keluar dari jurang kehancuran menuju pemulihan dan kemakmuran. Ayat ini mengingatkan kita bahwa di setiap kesulitan, terdapat peluang untuk belajar, beradaptasi, dan membangun masa depan yang lebih kuat.