"Setelah Metusalah hidup 187 tahun, ia memperanakkan Lamekh."
Ayat Kejadian 5:28, sebuah bagian kecil dari silsilah panjang yang tercatat dalam Kitab Kejadian, menyoroti salah satu tokoh paling menarik dalam narasi purba: Metusalah. Ayat ini secara ringkas menyatakan bahwa setelah hidup selama 187 tahun, Metusalah dikaruniai seorang putra bernama Lamekh. Namun, di balik kesederhanaan pernyataan ini, tersembunyi kisah tentang usia yang luar biasa panjang dan signifikansi dalam konteks sejarah keagamaan. Metusalah dikenal sebagai manusia tertua yang pernah hidup di dunia dalam catatan Alkitab, dengan usia mencapai 969 tahun.
Keberadaan Metusalah dan usianya yang ekstrem sering kali menjadi subjek diskusi dan tafsir. Dalam tradisi Yahudi dan Kristen, catatan silsilah ini bukan sekadar daftar nama dan angka, melainkan memiliki makna teologis dan historis yang dalam. Usia Metusalah yang mencapai hampir satu milenium menandakan masa hidup yang sangat berbeda dengan generasi kita saat ini. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang kondisi dunia, gaya hidup, dan mungkin juga campur tangan ilahi yang memungkinkan seseorang untuk hidup selama itu.
Penyebutan kelahiran Lamekh pada usia 187 tahun Metusalah adalah sebuah titik permulaan penting dalam silsilah. Lamekh sendiri kelak akan menjadi ayah menakjubkan dari Nuh, tokoh sentral dalam kisah Air Bah. Ini menunjukkan bagaimana garis keturunan, meskipun panjang dan melalui tokoh-tokoh yang hidup sangat lama, tetap terhubung erat dengan peristiwa-peristiwa kunci dalam sejarah keselamatan. Setiap nama dalam silsilah, termasuk Metusalah, memiliki perannya masing-masing dalam menenun permadani sejarah manusia yang dipercayai.
Kehidupan Metusalah yang panjang juga sering dikaitkan dengan belas kasihan dan kesabaran Tuhan. Para ahli tafsir berpendapat bahwa usia panjang ini mungkin mencerminkan periode waktu sebelum penghakiman yang lebih besar datang. Beberapa tradisi menghubungkan Metusalah dengan masa-masa yang penuh dengan kejahatan manusia, namun Tuhan tetap memberikan waktu bagi pertobatan. Dengan demikian, nama Metusalah, yang dalam bahasa Ibrani dapat diartikan sebagai "ketika ia mati, pengiriman datang" atau "orang yang mati akan dikirim," bisa jadi merupakan pengingat ilahi tentang waktu yang terbatas untuk hidup dan kebutuhan untuk berdamai dengan Sang Pencipta.
Memahami Kejadian 5:28 dan tokoh Metusalah lebih dari sekadar melihat angka. Ini adalah undangan untuk merenungkan tentang sifat waktu, kehidupan, warisan, dan hubungan manusia dengan keabadian. Usia Metusalah yang legendaris mengajarkan kita tentang potensi yang luar biasa dari ciptaan dan juga tentang garis waktu ilahi yang melampaui pemahaman manusia. Meskipun kita tidak dapat mengalami kehidupan selama ratusan tahun, kita dapat belajar dari kisah-kisah purba ini untuk hidup dengan makna dan tujuan yang lebih besar, menyadari bahwa setiap momen adalah berharga dalam perjalanan hidup yang diberikan kepada kita.