"Dagingnya harus kamu makan pada malam itu juga; dipanggang dengan api kamu harus memakannya, serta dengan roti yang tidak beragi dan sayuran pahit harus kamu memakannya."
Kutipan dari Kitab Keluaran pasal 12 ayat 10 ini merupakan bagian integral dari instruksi Allah kepada bangsa Israel untuk merayakan Paskah pertama kali. Perintah ini begitu spesifik dan detail, menekankan pentingnya setiap elemen dalam perayaan tersebut. Malam itu menandai akhir dari perbudakan panjang bangsa Israel di Mesir, sebuah momen pembebasan yang akan dikenang sepanjang generasi. Kata "keluaran 12 10" seringkali merujuk pada bagian spesifik ini, sebuah pengingat akan detil-detil yang diberikan langsung oleh Tuhan.
Setiap komponen yang disebutkan dalam ayat ini memiliki makna simbolis yang mendalam. Domba Paskah yang harus dipanggang dengan api melambangkan pengorbanan. Api sendiri bisa diartikan sebagai pemurnian atau bahkan sebagai lambang hadirat Tuhan yang menghancurkan Mesir namun melindungi Israel. Roti yang tidak beragi menjadi simbol kesegeraan keluaran. Tidak ada waktu untuk menunggu adonan mengembang, menunjukkan betapa mendesaknya pembebasan itu. Kehidupan yang tiba-tiba harus segera dilanjutkan menuju tanah perjanjian.
Ditambah lagi, penyebutan "sayuran pahit" membawa makna yang tak kalah penting. Ini mengingatkan bangsa Israel pada kepahitan perbudakan yang telah mereka alami selama beratus-ratus tahun. Pengalaman pahit tersebut tidak boleh dilupakan, namun juga tidak boleh mendominasi identitas mereka. Sayuran pahit menjadi pengingat akan kenyataan masa lalu, sekaligus menjadi penyeimbang dari rasa syukur atas pembebasan yang baru saja mereka terima. Semua elemen ini, dari daging domba hingga sayuran pahit, harus dimakan bersama-sama, menunjukkan kesatuan dalam pengalaman peringatan tersebut.
Perintah dalam Keluaran 12 10 juga menyoroti aspek persiapan dan kepatuhan. Bangsa Israel diperintahkan untuk tidak menyimpan sisa domba Paskah hingga pagi hari. Apapun yang tersisa harus dibakar. Ini mengajarkan pentingnya menyelesaikan segala sesuatu yang diperintahkan Tuhan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tidak ada ruang untuk menunda atau menunda, sebuah pelajaran penting dalam perjalanan iman. Kepatuhan yang teguh pada instruksi ilahi adalah kunci agar umat terpelihara dan dibebaskan dari malapetaka yang menimpa Mesir.
Dalam konteks yang lebih luas, Paskah, termasuk perintah-perintah spesifik seperti yang tercantum dalam Keluaran 12 10, telah mengalami perluasan makna. Bagi umat Kristen, Paskah merayakan kebangkitan Yesus Kristus, yang menjadi Anak Domba Paskah yang sejati, mengorbankan diri-Nya untuk menebus dosa manusia. Pelajaran dari pembebasan dari Mesir menjadi bayangan dari pembebasan yang lebih besar dari dosa dan maut melalui iman kepada Kristus. Perayaan Paskah, dengan segala detail historisnya, terus mengingatkan umat akan pengorbanan, pembebasan, dan harapan baru yang ditawarkan. Ayat "keluaran 12 10" tetap menjadi fondasi yang kuat untuk memahami makna Paskah yang sebenarnya.