Ayat dari Kitab Keluaran pasal 23, ayat 9 ini merupakan pengingat penting mengenai keadilan dan belas kasih yang seharusnya kita tunjukkan kepada sesama, terutama kepada mereka yang berada dalam posisi yang lebih lemah. Frasa "janganlah engkau memperlakukan orang miskin dengan semena-mena dalam perselisihan mereka" berbicara langsung tentang perlunya menjaga integritas dan keadilan dalam setiap interaksi, bahkan ketika ada konflik atau perselisihan yang melibatkan pihak yang kurang beruntung secara ekonomi.
Dalam konteks hukum dan sosial, ayat ini menekankan bahwa status ekonomi seseorang tidak boleh menjadi penentu perlakuan yang mereka terima. Seseorang yang miskin, yang mungkin tidak memiliki sumber daya, pengaruh, atau kemampuan untuk membela diri sekuat orang yang kaya, tidak boleh dieksploitasi atau diperlakukan tidak adil hanya karena kelemahan mereka. Ini adalah seruan untuk empati, keadilan yang universal, dan perlindungan bagi yang rentan.
Perintah ini berlaku dalam berbagai situasi, mulai dari urusan pengadilan, transaksi dagang, hingga hubungan sosial sehari-hari. Ketika ada perselisihan, setiap individu berhak mendapatkan proses yang adil, di mana kebenaranlah yang menjadi hakim, bukan status sosial atau kekayaan. Mengabaikan keadilan bagi orang miskin sama saja dengan mengkhianati prinsip-prinsip moral dan etika yang mendasar.
Lebih dari sekadar larangan, ayat ini secara implisit menganjurkan tindakan proaktif untuk memastikan keadilan. Ini bisa berarti memberikan dukungan, menjadi suara bagi mereka yang tidak terdengar, atau menentang ketidakadilan saat kita melihatnya. Kasih ilahi seringkali terwujud dalam tindakan nyata yang membela yang tertindas dan memastikan bahwa setiap orang, tanpa terkecuali, diperlakukan dengan martabat dan keadilan yang sama.
Memahami dan mengamalkan Keluaran 23:9 berarti kita turut membangun masyarakat yang lebih baik, di mana belas kasih dan keadilan bukan hanya konsep abstrak, tetapi prinsip hidup yang dijalankan secara konsisten. Ini adalah refleksi dari sifat Allah yang adil dan penuh kasih, yang memanggil umat-Nya untuk mencerminkan karakter tersebut dalam hubungan mereka dengan sesama.