Ayat Keluaran 27:18 memberikan gambaran detail mengenai konstruksi halaman Kemah Suci, sebuah struktur penting dalam sejarah Israel kuno. Deskripsi ini bukan sekadar rincian arsitektur, tetapi mengandung makna spiritual yang mendalam terkait kehadiran Tuhan di tengah umat-Nya. Fabbah-fabbah yang dimaksud merujuk pada tirai atau dinding yang mengelilingi halaman luar Kemah Suci. Ukurannya yang spesifik – panjang lima puluh hasta dan lebar lima hasta – menunjukkan presisi dan kerapian dalam setiap detail yang diperintahkan oleh Tuhan.
Penyebutan "tenunan halus dari lenan" untuk dinding fabbah mengindikasikan kebersihan dan kemurnian yang menyertainya. Lenan adalah bahan yang digunakan untuk pakaian imam dan benda-benda suci lainnya, melambangkan kesucian yang harus dipersembahkan kepada Tuhan. Halaman luar ini merupakan area publik yang dapat diakses oleh semua orang Israel, menandakan bahwa kemurnian dan ketaatan adalah syarat dasar untuk mendekati hadirat Tuhan, bahkan di batas terluar.
Lebih jauh, ayat ini menyebutkan bahwa "alasnya dari tembaga." Tembaga dalam Kitab Suci sering kali diasosiasikan dengan penghakiman dan penebusan. Alas tembaga ini menunjukkan bahwa fondasi dari seluruh struktur Kemah Suci, dan pada akhirnya hubungan umat dengan Tuhan, bertumpu pada pengorbanan dan penebusan dosa. Ini adalah pengingat bahwa meski Tuhan itu suci, Dia juga menyediakan jalan agar umat-Nya yang berdosa dapat mendekat melalui ketaatan dan pengampunan.
Dalam konteks yang lebih luas, kisah Keluaran, termasuk pembangunan Kemah Suci, merupakan narasi tentang pembebasan dan penebusan. Bangsa Israel baru saja dibebaskan dari perbudakan di Mesir melalui mukjizat Paskah dan penyeberangan Laut Merah. Pembangunan Kemah Suci adalah langkah selanjutnya dalam perjalanan mereka, menandakan janji Tuhan untuk terus menyertai mereka di padang gurun. Ayat ini, dengan detailnya tentang fabbah dan alas tembaga, mengukuhkan konsep kehadiran Tuhan yang kudus namun juga penuh kasih dan belas kasihan.
Setiap elemen dalam desain Kemah Suci, termasuk fabbah-fabbah di sekeliling halaman, memiliki makna teologis yang kaya. Ia berbicara tentang pentingnya keteraturan, kesucian, dan dasar penebusan dalam hubungan manusia dengan Yang Ilahi. Keluaran 27:18 mengajak kita untuk merenungkan bagaimana Tuhan menghendaki setiap aspek kehidupan kita, bahkan hal-hal yang terlihat lahiriah, untuk mencerminkan karakter-Nya yang kudus dan kasih-Nya yang menebus.