Ayat yang terukir dalam Keluaran 28:15 bukan sekadar instruksi pembangunan fisik. Ia adalah sebuah undangan untuk memahami kedalaman makna di balik setiap detail upacara keagamaan kuno. Di tengah riuh rendah perintah pembuatan segala perlengkapan ibadah bagi Harun dan anak-anaknya, ayat ini menyoroti satu elemen krusial: "dada pengenal" atau dikenal juga sebagai "kantong doa" atau "rationale". Perintah ini menekankan keindahan, ketelitian, dan nilai material yang digunakan, yang semuanya memiliki makna simbolis yang mendalam.
Makna di Balik Material dan Keahlian
Penyebutan emas, benang biru, ungu, merah padam, dan lenan halus terpintal bukanlah tanpa alasan. Setiap unsur ini membawa pesan tersendiri. Emas, sebagai logam mulia, melambangkan kemurnian, kemuliaan, dan keilahian Tuhan. Benang biru sering kali dikaitkan dengan surga dan kebenaran surgawi, sementara ungu dan merah padam dapat melambangkan kekuasaan, kerajaan, dan pengorbanan. Lenan halus terpintal menunjukkan kesempurnaan dan ketekunan dalam setiap pengerjaan.
Pentingnya "pekerjaan tukang yang mahir" menggarisbawahi bahwa dalam memberikan persembahan kepada Tuhan, kita tidak boleh memberikan yang biasa-biasa saja. Kualitas dan ketelitian dalam pengerjaan mencerminkan penghargaan dan rasa hormat kita kepada Sang Pencipta. Ini mengajarkan kita bahwa setiap aspek kehidupan, termasuk keterampilan dan bakat yang kita miliki, harus digunakan dengan sebaik-baiknya untuk kemuliaan-Nya.
Dada Pengenal: Simbol Koneksi Langsung
Fungsi utama dari dada pengenal ini adalah untuk menyimpan Urim dan Tumim, dua benda yang digunakan untuk mencari petunjuk ilahi dari Tuhan. Dengan kata lain, dada pengenal ini menjadi jembatan langsung antara imam besar yang mewakili umat Tuhan dan Tuhan sendiri. Ketika Tuhan ingin berkomunikasi, memberikan jawaban, atau menunjukkan kehendak-Nya, melalui Urim dan Tumim di dalam dada pengenal inilah komunikasi itu terjadi. Ini adalah pengingat visual yang kuat tentang bagaimana umat Tuhan dapat dan harus terus mencari bimbingan ilahi dalam setiap langkah kehidupan mereka.
Di era modern ini, meskipun bentuk upacara telah berubah, prinsipnya tetap sama. Kita dipanggil untuk membawa segala pergumulan, keraguan, dan permohonan kita kepada Tuhan melalui doa. Ayat ini menginspirasi kita untuk mendekati Tuhan dengan hati yang tulus, menggunakan segala "material" rohani—iman, pengharapan, dan kasih—yang telah dianugerahkan kepada kita, dengan "keahlian" yang diperoleh dari belajar firman dan hubungan yang intim dengan-Nya. Keluaran 28:15 mengajarkan kita bahwa hubungan kita dengan Tuhan adalah sesuatu yang berharga, membutuhkan perhatian, ketekunan, dan kualitas terbaik yang bisa kita berikan.
Dengan merenungkan ayat ini, kita diingatkan akan pentingnya keindahan dalam penyembahan, ketelitian dalam pelayanan, dan kerinduan untuk terus menerus mencari dan menerima bimbingan dari sumber kehidupan yang sesungguhnya.