"dan mempersembahkan korban bakaran kepada TUHAN, lima ratus ekor lembu jantan, lima ratus ekor domba dan dua ribu lima ratus ekor kambing, semuanya untuk korban bakaran kepada TUHAN."
Ilustrasi: Persembahan yang diberikan dengan sukacita.
Ayat Keluaran 35:16 mencatat salah satu momen penting dalam pembangunan Kemah Suci, di mana umat Israel memberikan persembahan yang melimpah ruah. Angka-angka yang disebutkan—lima ratus ekor lembu jantan, lima ratus ekor domba, dan dua ribu lima ratus ekor kambing—bukan sekadar kuantitas, melainkan cerminan dari semangat ketaatan dan kemurahan hati yang mendalam. Persembahan ini diberikan bukan karena paksaan, melainkan sebagai wujud respons kasih terhadap berkat dan anugerah yang telah Tuhan curahkan bagi mereka.
Dalam konteks sejarah bangsa Israel, persembahan ini memiliki makna spiritual yang sangat kaya. Ini adalah implementasi langsung dari instruksi Tuhan kepada Musa mengenai cara membangun tempat tinggal-Nya di tengah-tengah umat-Nya. Setiap komponen, setiap material, dan setiap korban yang dipersembahkan adalah bagian integral dari rencana ilahi yang lebih besar. Keluaran 35:16 menyoroti bagaimana individu-individu secara sukarela memberikan harta benda mereka, menunjukkan bahwa pengabdian kepada Tuhan seharusnya lahir dari hati yang tulus dan sukacita.
Lebih dari sekadar kekayaan materi, persembahan ini melambangkan penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak Tuhan. Binatang-binatang korban yang disebutkan, baik untuk korban bakaran maupun persembahan lainnya, membawa makna penebusan dan penyucian. Ini adalah pengakuan atas ketergantungan total manusia kepada Tuhan dan kebutuhan akan pendamaian. Semangat inilah yang juga tercermin dalam panggilan bagi setiap orang yang mengikut Kristus untuk mempersembahkan diri sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah (Roma 12:1).
Melihat kembali Keluaran 35:16, kita diingatkan bahwa persembahan yang sejati bukanlah sekadar pemberian dari apa yang berlebih, tetapi seringkali melibatkan pengorbanan dan komitmen yang tulus. Kuantitas persembahan dari bangsa Israel mungkin sulit kita samai di masa kini, namun semangat di baliknya—kasih, ketaatan, dan kerelaan hati—adalah prinsip yang abadi. Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, ayat ini mengajarkan kita untuk berhenti sejenak, merenungkan berkat-berkat yang telah Tuhan berikan, dan mencari cara untuk merespons dengan hati yang penuh syukur dan kemurahan hati, baik dalam bentuk materi maupun pelayanan. Semangat Keluaran 35:16 mengingatkan kita bahwa setiap pemberian, sekecil apapun, jika diberikan dengan hati yang benar, adalah persembahan yang berharga di mata Tuhan.