Damai & Pemulihan

Ilustrasi pemulihan dan harapan

Yeremia 18:23 - Harapan dalam Doa

"Tetapi Engkau, ya TUHAN, Engkau tahu; ingatlah akan daku, pertolonganku dan penderitaanku. Janganlah kiranya Engkau membiarkan aku binasa bersama-sama orang yang pergi ke tempat penyeraman. Tetapi Engkau, ya TUHAN, Engkau tahu; ingatlah akan daku, pertolonganku dan penderitaanku."

Ayat Yeremia 18:23 adalah sebuah seruan doa yang kuat dari nabi Yeremia kepada Tuhan. Dalam konteks penglihatan tentang penjunan dan tanah liat di pasal sebelumnya, Yeremia menyaksikan bagaimana Tuhan memiliki kuasa untuk membentuk dan membentuk ulang bangsa Israel. Namun, di tengah ancaman penghakiman dan kesulitan yang dihadapi umat-Nya, Yeremia tidak hanya menyaksikan kuasa membentuk Tuhan, tetapi juga mengajukan permohonan pribadi yang mendalam. Ayat ini menyoroti tiga aspek penting dalam hubungan kita dengan Tuhan: pengenalan Tuhan, ingatan-Nya, dan respons-Nya terhadap doa kita, terutama di masa-masa yang sulit.

Pertama, "Tetapi Engkau, ya TUHAN, Engkau tahu" menunjukkan pengenalan Tuhan yang tak terbatas. Yeremia menyadari bahwa Tuhan bukan hanya penguasa alam semesta, tetapi juga Tuhan yang personal, yang mengenal setiap individu, termasuk dirinya. Dia tahu segala kesulitan, pergumulan, dan penderitaan yang sedang dialami Yeremia dan bangsanya. Pengenalan ini memberikan ketenangan dan kepastian, karena kita tidak berhadapan dengan kekuatan yang tidak peduli atau tidak tahu akan keadaan kita. Tuhan melihat, Tuhan mendengar, dan Tuhan mengerti. Ini adalah fondasi yang kokoh untuk membangun iman, terutama ketika dunia di sekitar kita terasa kacau dan penuh ketidakpastian. Kita dapat datang kepada-Nya dengan keyakinan bahwa Dia mengerti setiap detail kehidupan kita.

Kedua, "ingatlah akan daku, pertolonganku dan penderitaanku" adalah permintaan agar Tuhan tidak melupakan dirinya dan segala yang telah dilakukannya. Yeremia mengingatkan Tuhan akan jabatannya sebagai nabi, tentang pengabdiannya yang penuh pengorbanan, dan tentu saja, tentang kesulitannya. Ini bukanlah mengingatkan Tuhan akan sesuatu yang Dia lupa, karena Tuhan tidak pernah lupa. Sebaliknya, ini adalah bentuk penyerahan diri, sebuah pengakuan bahwa nasibnya berada di tangan Tuhan, dan dia membutuhkan campur tangan ilahi. Dalam hidup kita, terkadang kita merasa terabaikan atau terlupakan, terutama ketika menghadapi masa-masa sulit. Namun, doa ini mengajarkan kita untuk membawa rasa kekhawatiran kita kepada Tuhan, dengan keyakinan bahwa Dia akan mengenali setiap pengorbanan dan pergumulan kita.

Ketiga, "Janganlah kiranya Engkau membiarkan aku binasa bersama-sama orang yang pergi ke tempat penyeraman" mengungkapkan permohonan agar diselamatkan dari kehancuran yang akan menimpa orang-orang berdosa. Frasa "tempat penyeraman" dapat diartikan sebagai tempat pembuangan atau tempat penghukuman. Yeremia meminta agar dia, sebagai hamba Tuhan yang setia, tidak disamakan dengan mereka yang tidak peduli pada kehendak Tuhan dan akhirnya menghadapi murka-Nya. Permohonan ini bukan berarti ingin mendapatkan perlakuan istimewa yang tidak adil, melainkan sebuah kerinduan untuk tetap berada dalam pemeliharaan Tuhan, bahkan di tengah malapetaka. Ini mengajarkan kita pentingnya membedakan diri dari arus dunia yang negatif dan memohon agar Tuhan memisahkan kita dari dampak kehancuran yang disebabkan oleh dosa.

Pada akhirnya, Yeremia 18:23 adalah pengingat yang kuat bahwa Tuhan mengasihi, mengenal, dan peduli terhadap umat-Nya. Meskipun kita mungkin menghadapi kesulitan atau bahkan ancaman kehancuran, doa yang tulus dan pengakuan akan kekuasaan Tuhan dapat membawa kita pada pemulihan dan keselamatan. Mari kita meneladani Yeremia dalam berdoa, membawa segala pergumulan kita kepada Tuhan, meyakini pengenalan-Nya yang sempurna, dan memohon perlindungan-Nya di setiap langkah kehidupan kita. Tuhan mendengar doa orang yang benar, dan Dia tidak akan membiarkan mereka yang berseru kepada-Nya binasa.