"Ia membuat tirai dari benang biru, ungu dan merah, dan kain lenan halus, dan pada tirai itu pun disulam kerub-kerub."
Ayat dari Kitab Keluaran pasal 36 ayat 17 membawa kita pada gambaran detail mengenai pembangunan Kemah Suci, sebuah pusat ibadah dan kehadiran Allah bagi bangsa Israel. Perikop ini merupakan kelanjutan dari instruksi-instruksi yang diberikan Musa di Gunung Sinai, yang kemudian dilaksanakan dengan ketelitian dan semangat oleh para perajin yang dipilih Tuhan. Ayat spesifik ini menyoroti keindahan dan kerumitan tirai yang menjadi bagian penting dari struktur Kemah Suci.
Deskripsi "benang biru, ungu dan merah, dan kain lenan halus" tidak hanya sekadar hiasan visual. Setiap warna dan bahan memiliki makna simbolis yang mendalam dalam tradisi Alkitab. Benang biru sering dikaitkan dengan surgawi, kekudusan, dan ketaatan. Warna ungu melambangkan keagungan, kerajaan, dan kemuliaan, sementara merah dapat mewakili pengorbanan, darah penebusan, atau kasih. Kain lenan halus, yang merupakan bahan berkualitas tinggi, melambangkan kesucian dan kebenaran. Kombinasi elemen-elemen ini menunjukkan bahwa Kemah Suci adalah tempat yang sangat spesial, mencerminkan sifat-sifat ilahi yang mulia dan murni.
Lebih lanjut, penyertaan gambar kerub-kerub yang disulam pada tirai menambahkan lapisan makna yang lebih dalam lagi. Kerub-kerub adalah makhluk surgawi yang sering digambarkan menjaga kesucian dan kehadiran Allah. Keberadaan mereka pada tirai melambangkan bahwa Allah hadir di tengah umat-Nya, namun juga menegaskan bahwa kehadiran-Nya sangat kudus dan patut dihormati. Tirai itu sendiri, yang memisahkan Ruang Mahakudus dari Ruang Kudus, secara fisik menggambarkan perbedaan antara yang kudus dan yang kurang kudus, serta akses terbatas yang hanya dimiliki oleh imam besar pada waktu-waktu tertentu.
Keluaran 36:17, dalam konteks yang lebih luas, mengajarkan kita tentang pentingnya ketelitian dan dedikasi dalam pekerjaan yang dipersembahkan kepada Tuhan. Para pengrajin bekerja dengan tangan dan hati yang penuh dengan hikmat yang diberikan Tuhan, menghasilkan karya yang luar biasa indah dan bermakna. Ini menjadi pengingat bagi kita bahwa setiap aspek dalam melayani dan menghormati Tuhan harus dilakukan dengan kesungguhan, integritas, dan keindahan.
Dalam perspektif teologis, kemegahan dan detail dalam pembangunan Kemah Suci ini memberikan gambaran awal tentang rencana keselamatan Allah yang lebih besar. Keindahan yang diciptakan di bumi ini adalah bayangan dari keindahan surgawi yang sempurna. Melalui kemah ini, Allah mengajarkan umat-Nya tentang kesucian-Nya, keadilan-Nya, dan kasih-Nya yang ingin menjangkau mereka. Ayat ini, meskipun berfokus pada detail konstruksi, sesungguhnya berbicara tentang sebuah rancangan ilahi yang agung, yang menegaskan bahwa Allah yang berdaulat juga memperhatikan detail terkecil dalam hubungan-Nya dengan ciptaan-Nya.
Oleh karena itu, Keluaran 36:17 bukan hanya sekadar deskripsi arsitektur kuno, melainkan sebuah jendela menuju pemahaman tentang karakter Allah yang agung, kudus, dan penuh perhatian, serta undangan bagi kita untuk mempersembahkan yang terbaik dalam setiap aspek kehidupan kita.