"Dan mereka membuat semuanya dari emas murni untuk bejana-bejana suci, sesuai dengan segala yang diperintahkan TUHAN kepada Musa."
Ayat Keluaran 36:18 membawa kita pada deskripsi yang memukau mengenai detail pembuatan tabernakel, tempat ibadah yang sangat penting bagi bangsa Israel pada zaman kuno. Ayat ini secara spesifik menyoroti penggunaan emas murni dalam pembuatan bejana-bejana suci. Ini bukan sekadar pernyataan tentang bahan yang digunakan, tetapi mengandung makna simbolis yang mendalam. Emas, sebagai logam mulia yang indah, tahan lama, dan berharga, sering kali melambangkan kemurnian, kekudusan, keagungan, dan kehadiran ilahi. Penggunaan emas murni dalam setiap detail bejana-bejana suci menegaskan betapa istimewa dan kudusnya tempat tersebut, yang dirancang untuk menjadi kediaman Allah di tengah umat-Nya.
Perintah untuk menggunakan emas murni datang langsung dari TUHAN kepada Musa. Hal ini menunjukkan pentingnya ketelitian dan ketaatan dalam setiap aspek ibadah. Setiap komponen tabernakel, termasuk bejana-bejana yang digunakan dalam pelayanan, harus dibuat sesuai dengan instruksi ilahi yang terperinci. Ini mengajarkan kita bahwa dalam hubungan kita dengan Tuhan, ketulusan hati dan kepatuhan pada firman-Nya adalah kunci utama. Tidak ada ruang untuk kompromi atau penyimpangan ketika berurusan dengan hal-hal yang bersifat kudus dan berkaitan dengan penyembahan kepada Sang Pencipta.
Keluaran 36:18 juga berbicara tentang keahlian dan dedikasi para pengrajin yang terlibat dalam proyek ini. Orang-orang seperti Bezaleel dan Oholiab, serta para ahli lainnya, diberikan karunia dan hikmat oleh Tuhan untuk dapat mengerjakan berbagai bahan, termasuk emas, perak, dan tembaga, dengan sangat terampil. Pekerjaan mereka adalah bentuk pengabdian dan persembahan kepada Tuhan. Keindahan dan kemegahan tabernakel yang dihasilkan bukan hanya bertujuan untuk mengesankan manusia, tetapi terutama untuk memuliakan nama Tuhan dan memproklamirkan kebesaran-Nya.
Dalam konteks yang lebih luas, ayat ini mengingatkan kita bahwa Tuhan menghargai kesempurnaan dan dedikasi. Ketika kita memberikan yang terbaik dari diri kita, baik dalam pekerjaan, pelayanan, maupun dalam kehidupan sehari-hari, itu adalah cara kita memuliakan Dia. Penggunaan emas murni pada bejana-bejana suci menjadi lambang bahwa apa yang kita persembahkan kepada Tuhan haruslah yang terbaik, tanpa cela, dan dilakukan dengan hati yang tulus. Ini adalah undangan bagi kita untuk merenungkan sejauh mana kita telah memberikan yang "terbaik" dalam hubungan kita dengan Tuhan dan dalam pelayanan kita kepada sesama. Keindahan visual tabernakel pada akhirnya mencerminkan keindahan dan kesucian Tuhan sendiri, yang hadir dan bekerja melalui umat-Nya.