Simbol visual dari benang emas dan warna-warna yang digunakan dalam pembuatan jubah.
Kitab Keluaran memuat detail-detail yang luar biasa mengenai pembuatan Tabernakel, rumah ibadah bergerak yang menjadi pusat penyembahan umat Israel di padang gurun. Ayat 4 dari pasal 39 ini menjadi salah satu contoh bagaimana Alkitab menekankan nilai dan kualitas bahan yang digunakan, serta keahlian para pekerja yang ditunjuk Tuhan. Penggunaan emas, benang terpilin, kain ungu tua, ungu muda, lenan halus, serta warna kemerahan dan kuning, semuanya menggambarkan kekayaan, kemuliaan, dan kesucian yang ditujukan untuk Tuhan.
Tuhan memerintahkan setiap detail dalam pembuatan Tabernakel, termasuk jubah-jubah para imam. Ayat ini secara spesifik menyebutkan tentang "emas" yang diolah menjadi "benang-benang terpilin". Ini bukan sekadar emas mentah, melainkan emas yang telah melalui proses pengerjaan yang rumit, menunjukkan dedikasi dan ketelitian yang luar biasa. Emas melambangkan kemurnian, keilahian, dan kemuliaan yang tak tertandingi, sesuai dengan sifat Tuhan sendiri.
Kombinasi warna yang digunakan juga memiliki makna simbolis yang mendalam. Kain ungu tua (tekhelet) dan ungu muda (argaman) seringkali diasosiasikan dengan kerajaan, kekuasaan, dan keagungan. Di dunia kuno, pewarna ungu sangat mahal dan langka, sehingga hanya dikenakan oleh orang-orang kaya dan berkuasa. Dalam konteks Tabernakel, warna ungu ini mengisyaratkan kemuliaan ilahi dan keilahian Kristus sebagai Raja yang dijanjikan.
Selanjutnya, "lenan halus yang dicelupkan ke dalam warna kemerahan dan kuning" menambah kekayaan visual dan makna pada jubah tersebut. Lenan halus (butz) adalah kain yang lembut dan mewah, melambangkan kesucian dan kebenaran. Warna kemerahan bisa diinterpretasikan sebagai pengorbanan, darah Kristus, atau kehidupan. Sementara warna kuning (atau emas dalam beberapa terjemahan) menegaskan kembali tema kemuliaan dan kekayaan ilahi.
Penyebutan spesifik dari keluaran 39:4 ini mengingatkan kita bahwa dalam setiap aspek ibadah, Tuhan menginginkan yang terbaik. Tidak ada detail yang terlalu kecil untuk diperhatikan ketika hal itu berkaitan dengan memuliakan nama-Nya. Pemahaman akan keluaran 39:4 memberikan apresiasi yang lebih dalam terhadap pengorbanan Kristus, yang mengenakan kemuliaan ilahi dan kesucian sempurna untuk menebus umat manusia. Setiap helai benang emas dan warna cerah pada jubah imam adalah cerminan awal dari keagungan yang akan kita temukan dalam Dia.
Bagi umat Kristen, Tabernakel dan segala perlengkapannya adalah bayangan dari realitas rohani yang lebih besar yang terwujud dalam diri Yesus Kristus. Imam besar yang mengenakan jubah-jubah indah ini adalah gambaran dari Kristus sendiri, Imam Besar agung kita. Emas, warna-warna kerajaan, dan lenan halus pada jubah-jubah itu semuanya menunjuk pada keilahian, kemuliaan, kesucian, dan otoritas Kristus. Pembuatan jubah ini, sebagaimana diuraikan dalam keluaran 39:4, adalah bagian integral dari rencana ilahi untuk menyediakan sarana penebusan dan pendamaian bagi umat-Nya.
Ayat ini, bersama dengan seluruh narasi pembuatan Tabernakel, menjadi pengingat bahwa Tuhan adalah Tuhan yang sangat teliti dan menginginkan kekudusan dalam segala sesuatu yang dipersembahkan kepada-Nya. Ini juga mengajarkan kita untuk memberikan persembahan yang terbaik, baik itu waktu, tenaga, talenta, maupun harta benda, untuk kemuliaan nama-Nya.