Keluaran 9:17
"Bahwa sesungguhnya, Aku telah membiarkan tangan-Ku melanjutkannya untuk membinasakan engkau dan rakyatmu dengan penyakit sampar, sehingga engkau sudah lama dilenyapkan dari muka bumi."

Keluaran 9:17: Ujian Kekuatan dan Ketahanan di Tengah Bencana

Ayat Keluaran 9:17 sering kali dibaca dalam konteks hukuman ilahi yang ditimpakan kepada Firaun dan Mesir melalui berbagai tulah. Namun, jika kita melihat lebih dalam, ayat ini juga menawarkan refleksi tentang kekuatan, ketahanan, dan kehendak yang teguh, baik dari sisi ilahi maupun dari sisi manusia yang menghadapi ujian.

Pernyataan dalam Keluaran 9:17, "Bahwa sesungguhnya, Aku telah membiarkan tangan-Ku melanjutkannya untuk membinasakan engkau dan rakyatmu dengan penyakit sampar, sehingga engkau sudah lama dilenyapkan dari muka bumi," diucapkan oleh Tuhan kepada Firaun. Ini bukanlah sekadar ancaman, melainkan sebuah gambaran tentang kekuatan yang luar biasa dan kemampuan untuk melaksanakan rencana yang telah ditetapkan. "Membiarkan tangan-Ku melanjutkannya" menunjukkan kendali penuh atas situasi, bahkan ketika bencana tampaknya melanda secara alami. Penyakit sampar yang disebutkan adalah salah satu dari sepuluh tulah yang diperintahkan Tuhan untuk dilepaskan atas Mesir sebagai peringatan dan hukuman atas penolakan Firaun untuk membebaskan bangsa Israel.

Dari perspektif Firaun dan rakyat Mesir, ayat ini menggambarkan pengalaman teror dan keputusasaan yang mendalam. Penyakit sampar, seperti tulah lainnya, pasti menyebabkan penderitaan yang luar biasa, kekacauan sosial, dan rasa ketidakberdayaan. Kesiapan mereka untuk "dilnyapkan dari muka bumi" menunjukkan ancaman eksistensial yang mereka hadapi. Namun, seringkali, di tengah keputusasaan, muncul ketahanan. Firaun, meskipun berulang kali menghadapi konsekuensi dari ketidaktaatannya, menunjukkan jenis ketahanan yang keras kepala, menolak untuk menyerah pada tuntutan yang dianggap merendahkan kekuasaannya. Ketahanan semacam ini, meskipun seringkali salah arah, adalah bukti dari keinginan yang kuat untuk mempertahankan status quo.

Bagi bangsa Israel, ayat ini bisa menjadi pengingat akan janji perlindungan ilahi. Meskipun mereka berada di tengah-tengah bencana yang melanda Mesir, Tuhan membedakan umat-Nya. Tulah yang membawa kehancuran bagi para penindas, bagi yang tertindas, justru bisa menjadi tanda awal kebebasan. Kekuatan Tuhan yang memanifestasikan diri melalui tulah ini adalah kekuatan yang membebaskan, yang memecah belenggu perbudakan. Ketahanan Israel di Mesir, yang didukung oleh iman pada janji Tuhan, menjadi fondasi bagi perjalanan mereka menuju kemerdekaan.

Secara metaforis, ayat Keluaran 9:17 dapat kita maknai dalam kehidupan sehari-hari. Kita semua mungkin pernah menghadapi situasi yang terasa seperti bencana, baik itu masalah pribadi, tantangan profesional, atau krisis yang lebih luas. Dalam menghadapi kesulitan, kita dihadapkan pada pilihan: apakah kita akan menyerah pada keputusasaan dan "dilnyapkan" oleh keadaan, atau kita akan menemukan kekuatan dan ketahanan untuk bertahan? Kehendak yang teguh, keyakinan pada tujuan yang lebih besar, dan kemampuan untuk bangkit kembali setelah jatuh adalah bentuk ketahanan yang penting. Sama seperti Tuhan menunjukkan kekuatan-Nya dalam mengeluarkan Israel dari Mesir, kita pun dapat menemukan kekuatan ilahi atau kekuatan internal untuk mengatasi ujian hidup.

Pelajaran dari Keluaran 9:17 adalah bahwa kekuatan, baik itu kekuatan ilahi yang maha dahsyat atau ketahanan manusia yang gigih, selalu ada. Konteks ayat ini menekankan kekuatan Tuhan yang tidak dapat ditahan dalam menegakkan keadilan dan melaksanakan rencana-Nya. Namun, itu juga mengingatkan kita bahwa di tengah kekuatan luar biasa yang dapat menghancurkan, selalu ada potensi untuk pemulihan dan kehidupan baru bagi mereka yang teguh dalam iman dan harapan.

Harapan Tetap Bertumbuh