Kisah Rasul 10:13 - Kebenaran dari Langit

Dan terdengarlah suara yang berkata kepadanya: "Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah."

Petrus Menerima Penglihatan

Kisah Rasul pasal 10 menceritakan momen krusial dalam sejarah awal Kekristenan, sebuah titik balik yang menandai perluasan Injil dari kalangan Yahudi ke bangsa-bangsa lain. Peristiwa ini berpusat pada seorang perwira Romawi bernama Kornelius, seorang yang saleh dan takut akan Tuhan, serta rasul Petrus, salah satu pemimpin gereja mula-mula. Penglihatan yang dialami Petrus, seperti yang disebutkan dalam ayat 13, adalah kunci utama yang membuka pemahaman baru tentang ajaran Yesus Kristus dan rencana keselamatan-Nya.

Petrus, seorang nelayan Yahudi yang taat pada hukum Taurat, sedang berdoa di atas sotoh rumah di Yope. Pada waktu itu, para rasul Yahudi masih terikat pada tradisi dan hukum Musa, termasuk larangan memakan binatang yang dianggap najis. Pandangan mereka terhadap bangsa-bangsa non-Yahudi pun masih terbatas, seringkali dianggap terpisah dari umat pilihan Allah. Dalam kondisi inilah, sebuah penglihatan yang luar biasa datang kepadanya. Sebuah kain besar turun dari langit, terikat pada keempat sudutnya, berisi berbagai macam binatang, baik yang halal maupun yang haram menurut hukum Yahudi.

Kemudian, terdengarlah suara ilahi yang menginstruksikan Petrus untuk bangun, menyembelih, dan makan. Perintah ini jelas menantang kebiasaan dan keyakinan yang telah tertanam kuat dalam dirinya. Penolakan awal Petrus terdengar dalam jawabannya kepada suara itu, "Tidak, Tuhan, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir." Namun, penglihatan itu terjadi bukan sekali, melainkan tiga kali, mengindikasikan betapa pentingnya pesan yang ingin disampaikan. Suara itu kemudian menegaskan, "Apa yang telah disucikan Allah, jangan kamu sebut haram."

Penglihatan ini bukan sekadar tentang makanan. Ini adalah sebuah metafora yang kuat dan mendalam. Binatang-binatang yang haram dalam penglihatan itu melambangkan bangsa-bangsa lain yang dianggap najis oleh orang Yahudi. Instruksi untuk makan menyimbolkan penerimaan Allah terhadap mereka, dan ketidakberterimaan lagi atas pembedaan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi dalam hal keselamatan. Allah sedang mempersiapkan Petrus, dan melalui Petrus, gereja, untuk memahami bahwa kasih karunia dan keselamatan melalui Yesus Kristus kini tersedia bagi semua orang, tanpa terkecuali, terlepas dari latar belakang suku, bangsa, atau status sosial mereka.

Tak lama setelah penglihatan itu, utusan dari Kornelius tiba di rumah Simon. Dengan dorongan Roh Kudus, Petrus akhirnya mengerti makna penglihatan itu. Ia pergi bersama para utusan itu ke Kaisarea, menemui Kornelius, dan menyampaikan Injil Yesus Kristus. Inilah kali pertama Injil diberitakan secara langsung kepada seorang non-Yahudi yang kemudian menerima Roh Kudus dan dibaptis. Kisah Rasul 10:13 dan peristiwa yang mengikutinya menjadi fondasi bagi misi universal gereja, membuka pintu bagi miliaran jiwa dari seluruh dunia untuk mengenal dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Ini adalah bukti nyata bagaimana Allah senantiasa memperluas cakrawala pemahaman umat-Nya, menghancurkan tembok pemisah, dan menunjukkan kasih-Nya yang universal.