"Dan ketika Petrus berpikir tentang penglihatan itu, Roh berkata kepadanya: "Lihat, tiga orang mencari engkau." (Kisah Para Rasul 10:19)
(Catatan: Kutipan ayat disesuaikan agar relevan dengan narasi fokus pada pertemuan Petrus dan Cornelius)
Kisah yang tercatat dalam Kitab Kisah Para Rasul pasal 10 merupakan salah satu momen paling krusial dalam sejarah gereja mula-mula. Peristiwa ini menandai sebuah perubahan paradigma yang radikal: bahwa Injil keselamatan bukan hanya untuk orang Yahudi, tetapi juga untuk bangsa-bangsa lain (non-Yahudi). Inti dari kisah ini adalah pertemuan antara seorang rasul terkemuka, Petrus, dengan seorang perwira Romawi yang saleh bernama Kornelius. Fokus kita tertuju pada bagaimana Allah secara aktif bekerja melalui penglihatan ilahi dan tuntunan Roh Kudus untuk mempertemukan kedua individu ini, sebagaimana tersirat dalam ayat 17 yang menuntun pada peristiwa berikutnya.
Kornelius, seorang perwira seribu di pasukan Italia, digambarkan sebagai orang yang takut akan Allah, dermawan, dan selalu berdoa. Meskipun bukan seorang Yahudi, ia memiliki hubungan spiritual yang mendalam dengan Allah Israel. Suatu hari, dalam sebuah penglihatan yang jelas, seorang malaikat Allah menampakkan diri kepadanya dan berkata, "Doamu dan sedekahmu telah sampai kepada Allah sebagai suatu persembahan peringatan. Maka sekarang, utuslah beberapa orang ke Yope untuk menjemput seorang bernama Simon yang disebut Petrus." Penglihatan ini menjadi dorongan ilahi bagi Kornelius untuk mengambil langkah selanjutnya yang belum pernah ia ambil sebelumnya.
Sementara itu, di kota Yope, Petrus pun mengalami kejadian yang luar biasa. Sekitar tengah hari, saat ia berdoa di atas atap rumah, ia dirasuk ke dalam suatu penglihatan. Ia melihat langit terbuka dan sesuatu yang turun seperti kain lebar, yang diikat pada keempat sudutnya dan diturunkan ke bumi. Di dalamnya ada bermacam-macam binatang berkaki empat, binatang-binatang menjalar, dan burung-burung. Kemudian terdengar suara berkata kepadanya, "Bangunlah, Petrus! Sembelihlah dan makanlah." Namun, Petrus, yang terikat oleh hukum Taurat Yahudi mengenai makanan halal dan haram, menolak. Ia menjawab, "Tidak, Tuhan, karena aku belum pernah makan sesuatu yang haram atau yang tidak tahir." Suara itu pun kembali menjawab, "Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, janganlah engkau sebut haram." Penglihatan ini terjadi tiga kali, menegaskan pesan pentingnya kepada Petrus.
Ayat 17 dari pasal 10 Kisah Para Rasul menyatakan, "Sementara Petrus meragukan arti penglihatan itu, lihatlah, orang-orang yang disuruh oleh Kornelius telah menanyakan di mana rumah Simon. Dan mereka berdiri di depan pintu." Ini adalah titik pertemuan yang ajaib. Roh Kudus bekerja secara simultan pada dua orang yang berbeda, di tempat yang berbeda, untuk membawa mereka pada sebuah pertemuan yang telah direncanakan Allah. Petrus sedang berjuang memahami makna penglihatannya, yang secara harfiah menantang pemahaman tradisionalnya tentang pemisahan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi. Di saat keraguan itulah, utusan Kornelius tiba.
Roh Kudus kemudian berbicara langsung kepada Petrus, "Lihat, tiga orang mencari engkau. Turunlah, pergilah bersama mereka, dan janganlah ragu-ragu, sebab Aku yang menyuruh mereka." Dengan tuntunan yang begitu jelas dan tak terbantahkan, Petrus pun membuka pintu dan menyambut para utusan Kornelius. Ia menerima mereka dan kemudian, keesokan harinya, berangkat bersama mereka kembali ke Kaisarea, tempat Kornelius tinggal.
Kisah ini, yang dimulai dengan penglihatan ilahi bagi Kornelius dan Petrus, puncaknya adalah pertemuan mereka. Peristiwa ini mengantar Petrus pada khotbahnya yang luar biasa di hadapan Kornelius dan seluruh keluarganya, yang berakhir dengan turunnya Roh Kudus atas mereka, sama seperti atas orang-orang percaya Yahudi. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa Allah tidak membedakan orang, dan keselamatan melalui Yesus Kristus tersedia bagi siapa saja yang percaya, tanpa memandang latar belakang bangsa atau etnis mereka. Kisah rasul 10 17 menjadi titik tolak krusial dalam perluasan kabar baik ke seluruh dunia.