"Tetapi Petrus menjelaskan segala sesuatu itu berurutan kepada mereka, katanya:"
Kisah Para Rasul pasal 11, ayat 4, mencatat sebuah momen krusial dalam sejarah awal Kekristenan. Ayat ini, meskipun singkat, sarat makna dan menjadi saksi bisu tentang bagaimana Injil Yesus Kristus tidak lagi terbatas pada satu kelompok etnis saja, melainkan mulai melintasi batas-batas budaya dan sosial. Ayat ini terjadi setelah Petrus mendapatkan pengalaman luar biasa di rumah Kornelius, seorang perwira Romawi yang saleh dari Kaisarea. Pengalaman ini, yang dicatat pada pasal sebelumnya, membuka mata Petrus terhadap kehendak Tuhan yang ternyata juga mencakup bangsa-bangsa lain, bukan hanya orang Yahudi.
Dalam ayat 4, kita melihat Petrus menceritakan kembali pengalamannya secara rinci kepada orang-orang Yahudi di Yerusalem yang keberatan dengan tindakannya mendekati dan memberitakan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi. Petrus tidak membela diri secara emosional, melainkan dengan hikmat, ia menguraikan setiap kejadian, setiap tanda, dan setiap pembicaraan yang terjadi. Ini menunjukkan ketenangan dan keyakinannya bahwa apa yang ia lakukan adalah sesuai dengan pimpinan Roh Kudus. Ia ingin mereka memahami bahwa kebenaran Injil dan anugerah keselamatan yang dibawa oleh Yesus adalah untuk semua orang yang percaya, tanpa memandang latar belakang mereka.
Kisah Rasul 11:4 berfungsi sebagai jembatan naratif yang penting. Ia menghubungkan antara pengalaman pribadi Petrus dengan Kornelius dan penerimaan yang lebih luas terhadap orang non-Yahudi di dalam gereja mula-mula. Kisah ini menegaskan bahwa Roh Kudus telah bekerja dengan cara yang sama pada orang-orang bukan Yahudi seperti pada orang Yahudi—memberi mereka pemahaman tentang Yesus dan kuasa untuk hidup baru. Petrus menjelaskan bahwa saat ia masih berbicara, Roh Kudus turun ke atas mereka, sama seperti turun kepada orang Yahudi pada mulanya. Hal ini menjadi bukti tak terbantahkan bahwa Allah tidak membedakan manusia.
Pentingnya ayat ini tidak hanya terletak pada peristiwa yang dicatatnya, tetapi juga pada implikasinya yang mendalam. Jika Petrus, seorang rasul terkemuka yang berakar kuat pada tradisi Yahudi, dapat terbuka pada perluasan anugerah Allah kepada bangsa lain, maka ini memberikan otoritas dan teladan bagi seluruh gereja. Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah yang memungkinkan Kekristenan untuk menjadi agama universal yang kita kenal sekarang. Tanpa keberanian Petrus dan penjelasannya yang bijak, mungkin jalan penyebaran Injil akan jauh lebih terhambat, dan misi untuk menjangkau seluruh dunia tidak akan terlaksana secepat itu.
Melalui kisah ini, kita belajar bahwa Allah seringkali bekerja di luar dugaan dan pemahaman kita. Ia memanggil kita untuk membuka hati dan pikiran terhadap cara kerja-Nya, bahkan ketika itu menantang pandangan atau tradisi kita. Kisah Rasul 11:4 mengingatkan kita bahwa pesan kasih dan keselamatan dalam Kristus adalah untuk semua orang, dan kita dipanggil untuk menjadi bagian dari penyebarannya, melampaui segala prasangka dan perbedaan.