"Karena Barnabas mau membawa Yohanes yang disebut Markus juga; tetapi Paulus berpendapat, bahwa tidak baik membawa orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama mereka, kalau mereka pergi ke sana."
Kisah Rasul 15:38 mencatat momen penting yang menandai titik balik dalam pelayanan Rasul Paulus dan Barnabas. Ayat ini mengungkap adanya perbedaan pendapat yang tajam di antara kedua tokoh besar ini, yang akhirnya berujung pada perpisahan mereka. Perpecahan ini bukanlah sebuah kegagalan, melainkan sebuah dinamika yang seringkali terjadi dalam perjalanan rohani, bahkan di antara orang-orang yang paling dekat sekalipun.
Inti dari perselisihan ini adalah mengenai siapa yang akan dibawa serta dalam perjalanan misi berikutnya. Barnabas, yang memiliki hubungan keluarga dengan Yohanes Markus, ingin kembali mengajak Markus. Namun, Paulus memiliki keberatan yang kuat. Keberatan Paulus berakar pada pengalaman sebelumnya di Pamfilia, di mana Markus telah meninggalkan mereka. Bagi Paulus, hal ini menunjukkan kurangnya komitmen dan kesiapan Markus untuk melanjutkan tugas pelayanan yang berat dan penuh tantangan.
Paulus melihat pelayanan sebagai sebuah pekerjaan yang serius dan membutuhkan dedikasi penuh. Ia tidak ingin mengambil risiko dengan membawa seseorang yang sebelumnya telah menunjukkan keraguan atau bahkan menarik diri. Di sisi lain, Barnabas, yang kemungkinan besar lebih melihat potensi rekonsiliasi dan kesempatan kedua bagi Markus, mengambil sudut pandang yang berbeda. Ia mungkin berharap bahwa dengan pengalaman yang sudah didapat, Markus akan lebih siap dan kuat dalam misi berikutnya.
Perbedaan pandangan ini begitu mendasar sehingga menimbulkan "ketegangan" atau "perselisihan" yang cukup serius di antara mereka. Kisah ini mengajarkan kita bahwa bahkan orang-orang yang dipilih Tuhan dan telah melakukan banyak hal luar biasa pun dapat memiliki perbedaan pendapat yang signifikan. Hal ini bukan berarti salah satu pihak sepenuhnya benar dan yang lain salah, melainkan menunjukkan kompleksitas hubungan antarmanusia dan bagaimana keputusan penting harus diambil dalam pelayanan.
Akibat dari perpecahan ini, Paulus dan Barnabas akhirnya berpisah. Barnabas berlayar ke Kibris bersama Markus, sementara Paulus memilih Silas sebagai rekannya dan melanjutkan perjalanan ke Siria dan Kilikia, memperkuat jemaat-jemaat di sana. Meskipun berpisah, misi Injil tetap terus berjalan dengan kecepatan yang luar biasa. Keduanya melanjutkan pelayanan mereka dengan fokus yang berbeda namun tujuan yang sama: menyebarkan kabar baik Yesus Kristus.
Kisah ini memberikan pelajaran berharga. Pertama, pentingnya komitmen dan integritas dalam pelayanan. Kedua, bahwa perbedaan pendapat dapat terjadi dan kadang kala berujung pada perpisahan, namun hal itu tidak harus menghentikan pekerjaan Tuhan. Ketiga, setiap individu memiliki peran uniknya. Akhirnya, bahkan dalam perpecahan, Injil terus berkembang, membuktikan bahwa tujuan utama Tuhan tidak dapat dihalangi.
Peristiwa ini juga menunjukkan bahwa Paulus, meskipun memiliki ketegasan, juga mengandalkan pertimbangan yang matang dalam memilih rekan pelayanan. Barnabas, dengan sifat welas asihnya yang dikenal, memberikan kesempatan kedua. Kedua pendekatan ini, meskipun berbeda, berkontribusi pada perluasan Kerajaan Allah.