Kisah Rasul 15:39 - Perselisihan Paulus & Barnabas

"Lalu timbullah perselisihan di antara mereka, sehingga mereka berpisah. Barnabas membawa Markus disertanya dan berlayar ke Siprus."

Kisah Para Rasul pasal 15 merupakan salah satu bagian penting dalam sejarah awal Kekristenan, yang mencatat bagaimana gereja mula-mula menghadapi tantangan besar terkait pengajaran dan perlakuan terhadap orang bukan Yahudi yang menjadi percaya. Setelah Konsili Yerusalem yang berhasil menetapkan bahwa orang bukan Yahudi tidak diwajibkan mengikuti hukum Taurat Musa untuk diselamatkan, para rasul dan penatua kembali ke jemaat mereka masing-masing dengan membawa keputusan penting tersebut.

Namun, kedamaian yang dirasakan di Yerusalem tidak serta-merta terbawa sepenuhnya ke semua area pelayanan. Ayat 39 dari pasal ini menyoroti sebuah episode yang menunjukkan bahwa bahkan para hamba Tuhan yang paling setia pun dapat mengalami perselisihan. Perselisihan ini terjadi antara dua tokoh penting: Paulus dan Barnabas. Meskipun keduanya telah bekerja sama dalam misi penginjilan yang luar biasa, melayani banyak jemaat dan menyaksikan banyak orang bertobat, tiba-tiba muncul perbedaan pendapat yang tajam.

Penyebab pasti dari perselisihan ini tidak dijelaskan secara rinci, namun tradisi dan penafsiran umum mengaitkannya dengan rencana perjalanan misi mereka selanjutnya. Barnabas ingin mengajak Markus, sepupunya, untuk ikut serta dalam perjalanan misi yang kedua. Markus sebelumnya telah menemani mereka dalam perjalanan pertama, namun ia memutuskan untuk kembali ke Yerusalem sebelum waktunya. Hal ini kemungkinan membuat Paulus tidak nyaman atau merasa Markus belum cukup siap untuk tantangan misi yang lebih besar.

Perbedaan pandangan ini begitu kuat sehingga "timbullah perselisihan di antara mereka, sehingga mereka berpisah." Ini adalah momen yang menyedihkan dalam pelayanan mereka. Bayangkan bagaimana perasaan jemaat yang melihat dua pemimpin besar mereka harus berpisah karena perbedaan pendapat. Ini menunjukkan bahwa bahkan dalam melayani Tuhan, tantangan interpersonal bisa sangat nyata dan sulit.

Namun, Alkitab tidak hanya mencatat masalahnya, tetapi juga bagaimana masalah tersebut diatasi. Perpisahan ini, meskipun menyakitkan, ternyata membuka jalan bagi perluasan Injil yang lebih luas. Barnabas, dengan tekadnya, mengambil Markus dan berlayar ke Siprus, tanah kelahiran Barnabas. Di sana, mereka melanjutkan pelayanan penginjilan.

Sementara itu, Paulus memilih Silas sebagai rekannya dan memulai perjalanan misi yang kedua, melintasi Siria, Kilikia, Galatia, dan akhirnya ke Eropa. Kedua kelompok pelayanan ini, meskipun terpisah, tetap bekerja untuk tujuan yang sama: memberitakan Injil Kristus. Kisah ini mengajarkan bahwa perbedaan pendapat tidak harus menghentikan pelayanan. Terkadang, perpisahan bisa menjadi sebuah kesempatan baru, membawa Injil ke wilayah yang berbeda, dan memungkinkan orang lain untuk bertumbuh dan berkontribusi.

Peristiwa ini juga memperlihatkan pentingnya pengembangan pribadi dan pengampunan. Meskipun Paulus mungkin merasa kecewa dengan Markus, Barnabas melihat potensi di dalamnya dan memberinya kesempatan kedua. Kemudian, di kemudian hari, kita melihat bahwa Paulus sendiri akhirnya mengakui nilai dan kontribusi Markus dalam pelayanannya, bahkan memintanya untuk datang ke Roma saat Paulus berada dalam penjara (2 Timotius 4:11). Ini adalah pelajaran berharga tentang pertumbuhan, pengampunan, dan bagaimana Tuhan dapat menggunakan situasi yang sulit untuk kebaikan yang lebih besar.

Kisah rasul 15:39, meskipun singkat, memberikan gambaran realistis tentang kompleksitas pelayanan dan hubungan antar-manusia, sekaligus menunjukkan kemahatahuan Tuhan dalam membimbing umat-Nya, bahkan melalui perselisihan.

Paulus Markus Barnabas Perbedaan Pendapat

Ilustrasi abstrak perselisihan dan pemisahan.