"Pergilah, sebab semua orang yang ingin engkau cari, semuanya ada di kota ini." (Kisah Para Rasul 18:10)
Simbol Injil dan Komunitas
Kisah Para Rasul pasal 18 dan 19 membawa kita pada perjalanan yang mendalam bersama Rasul Paulus, menunjukkan bagaimana pelayanan Injil terus berkembang dan menantang berbagai komunitas. Dalam masa pelayanan yang signifikan ini, Paulus menunjukkan ketekunan, hikmat, dan keberaniannya dalam memberitakan kabar baik tentang Yesus Kristus.
Pasal 18 membuka dengan kehadiran Paulus di Korintus, sebuah kota yang sibuk dan kosmopolitan, tetapi juga sarat dengan berbagai kepercayaan dan gaya hidup. Di sana, ia bertemu dengan Akwila dan Priskila, pasangan yang setia dalam iman dan menjadi rekan kerja yang berharga. Bersama mereka, Paulus mendirikan sebuah tempat kerja dan secara simultan melanjutkan misinya untuk mengajarkan tentang Yesus di sinagoge. Meskipun menghadapi pertentangan, Paulus tidak gentar. Allah menguatkannya melalui sebuah penglihatan, menegaskan bahwa banyak orang di kota itu adalah milik-Nya.
Kisah ini menunjukkan pentingnya kemitraan dan dukungan dalam pelayanan. Paulus tidak bekerja sendirian; ia memiliki komunitas yang mendukungnya, baik secara fisik maupun spiritual. Pertemuan dengan Apolos, seorang orator yang fasih namun hanya mengenal baptisan Yohanes, juga menjadi momen penting. Paulus dan Priskila, dengan kehati-hatian dan kasih, menjelaskan kepadanya jalan Allah dengan lebih tepat, menunjukkan bagaimana ajaran yang benar perlu disempurnakan dan dikembangkan.
Babak selanjutnya membawa kita ke Efesus, sebuah kota terkenal dengan Kuil Artemis yang megah. Di sini, pelayanan Paulus menjadi semakin dinamis dan berpengaruh. Ia menjumpai dua belas orang yang hanya mengetahui baptisan Yohanes, dan sekali lagi, ia dengan sabar mengajarkan mereka tentang Yesus dan membaptis mereka dalam nama Tuhan Yesus. Roh Kudus turun atas mereka, memberikan karunia-karunia rohani yang memperkuat iman mereka dan kesaksian mereka.
Pelayanan Paulus di Efesus tidak hanya terbatas pada pertemuan kecil. Ia mengadakan pengajaran setiap hari di sekolah Tiranus, menjangkau banyak orang selama dua tahun. Dampak dari pelayanannya begitu besar, hingga orang-orang dari seluruh Asia Kecil mendengar kabar baik dan datang kepada Kristus. Bahkan orang-orang yang sebelumnya mempraktikkan sihir, seperti anak-anak Skewa, meninggalkan praktik-praktik mereka, membakar kitab-kitab sihir mereka yang berharga, sebuah tindakan simbolis yang menunjukkan kekuatan sejati dari iman kepada Kristus yang mengalahkan kekuatan gaib.
Konflik muncul ketika kesuksesan Paulus mengganggu para pembuat berhala yang mata pencahariannya bergantung pada popularitas Artemis. Demetrius, seorang pandai perak, memprovokasi kerusuhan, menunjukkan bagaimana penyebaran Injil seringkali berhadapan dengan kepentingan ekonomi dan tradisi yang sudah mapan. Namun, melalui intervensi yang bijaksana dari pejabat kota, kekacauan dapat diredam, dan Paulus melanjutkan perjalanannya, memperkuat gereja-gereja yang telah didirikan.
Kisah Rasul 18 dan 19 adalah bukti nyata bahwa meskipun ada tantangan, perlawanan, dan perbedaan pendapat, iman Kristen terus berkembang. Pelayanan yang didasarkan pada ajaran Yesus, didukung oleh komunitas yang setia, dan dikuatkan oleh Roh Kudus, memiliki kekuatan transformatif yang mampu mengubah individu dan komunitas, bahkan di tengah-tengah kota yang paling keras kepala sekalipun.