Pasal ke-28 Kitab Kisah Para Rasul menutup serangkaian narasi perjalanan misi para rasul, terutama fokus pada rasul Paulus. Bagian ini memberikan gambaran tentang akhir dari perjalanan Paulus di Roma, tempat ia diasingkan. Meskipun dalam keadaan terbelenggu, semangat pelayanan dan kesaksian Paulus tidak pernah padam. Ia terus memberitakan Injil kepada siapa pun yang datang menemuinya, baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi. Hal ini menegaskan bahwa pelayanan sejati tidak mengenal batas, baik ruang maupun waktu, apalagi status.
Perjalanan terakhir Paulus menuju Roma bukanlah tanpa tantangan. Badai di laut, perjumpaan dengan suku bangsa asing, dan berbagai kesulitan lainnya membuktikan ketahanan imannya. Namun, di tengah semua itu, ia tetap teguh memegang amanat yang telah diberikan Tuhan kepadanya. Pesan dari Kisah Para Rasul 20:28 menjadi pengingat yang sangat relevan dalam konteks ini: "Camkanlah dirimu dan seluruh kawanan, karena Roh Kudus telah menjadikan kamu penilik-penilik untuk menggembalakan jemaat Allah, yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri." Paulus sendiri merupakan teladan dari peringatan ini, ia menjaga dirinya dan kawanan domba Allah dengan segenap hati dan kekuatan.
Kisah Para Rasul 28 menggambarkan bagaimana Paulus, bahkan ketika berada di bawah pengawasan ketat, menggunakan setiap kesempatan untuk menyebarkan Firman Tuhan. Ia memanggil para pemimpin Yahudi di Roma dan menjelaskan situasi yang menimpanya, sekaligus memberikan kesempatan kepada mereka untuk mendengar dan merespons Kabar Baik. Meskipun beberapa orang percaya dan yang lain tetap tidak percaya, Paulus terus bertekun dalam pelayanannya. Ia mengajarkan tentang Kerajaan Allah dan meyakinkan mereka tentang Yesus, baik dari hukum Musa maupun dari kitab para nabi.
Peristiwa di Malta, di mana Paulus digigit ular berbisa tetapi tidak mengalami bahaya, menjadi bukti nyata kuasa ilahi yang menyertainya. Kejadian ini semakin memperkuat kesaksiannya dan membawa kesembuhan bagi banyak orang sakit di pulau itu. Ini adalah contoh bagaimana Tuhan bekerja melalui hamba-Nya, bahkan dalam keadaan yang paling sulit sekalipun, untuk membawa kemuliaan bagi nama-Nya. Kisah ini menunjukkan bahwa iman yang teguh dan kesetiaan pada panggilan Tuhan dapat mengatasi segala rintangan.
Akhir dari Kisah Para Rasul, yang tercatat dalam pasal 28, meninggalkan pembaca dengan gambaran seorang rasul yang tidak gentar menghadapi kesulitan, senantiasa mengutamakan amanat Injil. Pesan utama dari Kisah Para Rasul 20:28 bergema kuat, mengingatkan setiap orang percaya akan tanggung jawab untuk menjaga dan menggembalakan kawanan domba Allah. Dengan demikian, cerita para rasul ini bukan hanya catatan sejarah, tetapi juga sebuah panggilan dan inspirasi bagi generasi masa kini untuk terus berjuang dalam iman dan memberitakan kebenaran dengan penuh keberanian. Pelayanan Paulus, bahkan di akhir perjalanannya, menjadi mercusuar harapan dan teladan ketekunan bagi gereja di sepanjang masa.