Kisah Rasul 4:36 - Persembahan Barnabas

"Dan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, (artinya: anak penghiburan), seorang Lewi dari Siprus, menjual ladangnya, membawa uangnya itu dan meletakkannya di kaki para rasul."

Rp

Kisah Barnabas, yang dicatat dalam Kitab Para Rasul 4:36, menyoroti sebuah teladan kemurahan hati dan dedikasi yang luar biasa dalam komunitas Kristen mula-mula. Barnabas, yang bernama asli Yusuf, adalah seorang Lewi dari Siprus. Nama Barnabas diberikan kepadanya oleh para rasul, yang berarti "anak penghiburan". Pemberian nama ini mencerminkan perannya yang penting dalam memberikan dorongan spiritual dan dukungan praktis bagi gereja yang sedang berkembang.

Dalam konteks ketika jemaat Yerusalem menghadapi tantangan dan kebutuhan yang meningkat, Barnabas menunjukkan tindakan yang mendalam. Ia memiliki sebidang tanah, yang kemungkinan besar merupakan aset berharga. Tanpa keraguan, Barnabas memutuskan untuk menjual ladangnya. Langkah ini bukan hanya sekadar tindakan filantropi biasa, melainkan sebuah pengorbanan pribadi yang signifikan. Uang hasil penjualan tersebut tidak ia gunakan untuk keuntungan pribadinya, melainkan ia bawa seluruhnya dan meletakkannya di kaki para rasul.

Tindakan ini adalah manifestasi nyata dari iman dan kasihnya kepada Kristus serta kepada sesama orang percaya. Dengan meletakkan uang di kaki para rasul, ia memberikan kepercayaan penuh kepada kepemimpinan gereja dan menyerahkan sepenuhnya pengelolaan sumber daya tersebut untuk kebutuhan bersama. Ini menunjukkan kerelaan untuk hidup sederhana demi kemajuan Kerajaan Allah.

Perbuatan Barnabas ini menjadi sebuah standar kemurahan hati. Ini bukan hanya tentang memberikan sebagian kecil dari apa yang dimiliki, tetapi tentang memberikan yang terbaik dari apa yang dimiliki demi pelayanan. Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya kesediaan berkorban, ketaatan pada pimpinan ilahi, dan komitmen tanpa pamrih terhadap pekerjaan Tuhan. Barnabas menjadi teladan yang menginspirasi banyak orang untuk tidak hanya memberi secara materi, tetapi juga memberikan diri mereka sendiri dalam pelayanan. Kehidupan dan tindakannya terus bergema sebagai pengingat akan kekuatan iman yang diwujudkan dalam tindakan nyata.