Kisah Para Rasul 4:4 merupakan sebuah ayat kunci yang menggambarkan dampak luar biasa dari pemberitaan Injil di tengah tantangan dan penolakan. Ayat ini tidak hanya mencatat sebuah angka statistik, tetapi lebih dari itu, ia menyiratkan kemenangan rohani, di mana firman Tuhan, ketika diucapkan dengan kuasa Roh Kudus, memiliki kekuatan untuk mengubah hati dan pikiran manusia.
Peristiwa ini terjadi setelah Petrus dan Yohanes menyembuhkan seorang pengemis lumpuh di gerbang Bait Allah yang indah. Kesaksian mereka tentang kuasa Yesus Kristus, yang bangkit dari kematian, menarik perhatian banyak orang. Namun, kesaksian ini juga menarik perhatian para pemimpin agama Yahudi, yaitu para tua-tua, ahli-ahli Taurat, dan para imam kepala. Mereka adalah kelompok yang merasa terancam oleh ajaran baru ini, karena dianggap menentang tradisi dan otoritas mereka.
Petrus dan Yohanes kemudian ditangkap dan dihadapkan ke Mahkamah Agama. Di sanalah mereka ditanyai dengan pertanyaan yang menohok: "Dengan kuasa atau nama siapakah kamu berbuat itu?" (Kisah Para Rasul 4:7). Dalam situasi yang penuh tekanan dan intimidasi, Petrus, dipenuhi oleh Roh Kudus, dengan berani memberikan kesaksian yang lugas tentang Yesus Kristus. Ia menyatakan dengan tegas, "Sebab tidak ada orang lain yang diberi anugerah di bawah kolong langit ini kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan" (Kisah Para Rasul 4:12). Keberanian dan hikmat mereka begitu nyata sehingga para pemimpin itu sendiri mengakui bahwa mereka "tidak dapat menyangkalnya" (Kisah Para Rasul 4:14).
Meskipun ada larangan keras untuk tidak berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus, Petrus dan Yohanes tidak gentar. Mereka menjawab, "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Sebab kami tidak dapat berhenti berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar" (Kisah Para Rasul 4:19-20).
Dan inilah titik kritis yang diungkapkan dalam Kisah Para Rasul 4:4: "Tetapi orang yang mendengar perkataan itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah orang laki-laki menjadi kira-kira lima ribu orang." Ayat ini menunjukkan bahwa meskipun ada ancaman, larangan, dan penolakan dari pihak berwenang, kuasa Injil tetap bekerja. Firman yang diucapkan oleh para rasul, yang didasarkan pada kebenaran Injil Kristus, menembus hati pendengarnya. Lima ribu laki-laki, yang merupakan gambaran dari ribuan orang percaya baru, menjadi saksi bisu bahwa kuasa Tuhan jauh melampaui kuasa manusia. Ini bukan sekadar penambahan jumlah, tetapi pergeseran kesetiaan dari otoritas duniawi ke otoritas ilahi.
Kisah rasul-rasul dalam pasal 4 ini mengajarkan kita beberapa hal penting. Pertama, keberanian dalam kesaksian akan mendatangkan buah. Kedua, firman Tuhan memiliki kekuatan transformatif yang tidak dapat dihentikan oleh rintangan manusia. Ketiga, di tengah tantangan, iman kepada Tuhan akan menjadi sumber kekuatan dan hikmat. Kisah rasul 4:4 adalah pengingat bahwa ketika kita setia memberitakan kebenaran Kristus, kita dapat yakin bahwa Roh Kudus akan bekerja dalam hati banyak orang, membawa mereka kepada keselamatan, bahkan ketika kita menghadapi berbagai macam kesulitan.