Kisah Rasul 5:18 - Perjuangan Iman Para Rasul

"Lalu orang itu menyuruh membawa mereka ke penjara." (Kisah Para Rasul 5:18)
Simbol penangkapan dan tantangan iman

Kisah Para Rasul 5:18 mencatat sebuah momen penting dalam awal mula penyebaran Injil Kristus. Ayat ini tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan kelanjutan dari sebuah peristiwa yang dramatis. Para rasul, yang setelah mengalami kebangkitan dan kenaikan Yesus Kristus terus berani memberitakan kabar baik dan melakukan mukjizat, kembali berhadapan dengan otoritas agama pada masa itu.

Mereka telah ditangkap sebelumnya karena mengajar dan menyembuhkan orang sakit dalam nama Yesus. Namun, melalui campur tangan ilahi, para rasul tiba-tiba dibebaskan dari penjara pada malam harinya. Keesokan paginya, ketika para pemimpin agama berkumpul untuk mengadili mereka, mereka terkejut mendapati penjara kosong namun para rasul justru berdiri di Bait Allah, terus mengajar umat.

Ketika berita ini sampai kepada Mahkamah Agama, mereka kembali memerintahkan untuk menangkap para rasul. Inilah saat di mana ayat 18 ini terucap: "Lalu orang itu menyuruh membawa mereka ke penjara." Perintah ini datang dari para pemimpin agama yang merasa terancam oleh ajaran dan pengaruh para rasul. Mereka tidak melihat mukjizat dan kesaksian yang kuat, melainkan hanya pemberontakan dan ancaman terhadap tatanan yang ada.

Tindakan penangkapan dan pemenjaraan ini bukanlah hal baru bagi para rasul. Sebelumnya, Petrus dan Yohanes juga pernah mengalami hal serupa. Namun, respons mereka selalu sama: keberanian yang luar biasa dalam menghadapi kesulitan. Mereka tidak gentar oleh ancaman, hukuman, atau bahkan kekerasan. Keyakinan mereka pada kebangkitan Yesus dan mandat yang diberikan-Nya jauh lebih kuat daripada rasa takut akan penindasan duniawi.

Kisah ini menunjukkan betapa besar tantangan yang dihadapi oleh para pengikut Kristus di awal mula gereja. Mereka harus bergulat tidak hanya dengan keraguan manusia, tetapi juga dengan penolakan dan permusuhan dari mereka yang berkuasa. Para rasul dipenjara bukan karena kejahatan, tetapi karena keberanian mereka untuk bersaksi tentang kebenaran yang mereka yakini, kebenaran tentang Yesus Kristus.

Namun, sejarah mencatat bahwa upaya untuk membungkam pemberitaan Injil melalui penindasan seringkali justru menjadi bumerang. Penjara tidak mampu menghentikan iman para rasul. Sebaliknya, kesaksian mereka di hadapan Mahkamah Agama selanjutnya (seperti yang tertulis di ayat-ayat berikutnya) justru semakin memperkuat iman banyak orang dan semakin menyebarkan pengaruh ajaran Kristus. Para rasul belajar bahwa kuasa Allah bekerja bukan hanya melalui mukjizat dan kesembuhan, tetapi juga melalui ketahanan dan keberanian dalam penderitaan.

Kisah Para Rasul 5:18 adalah pengingat bagi kita bahwa iman seringkali diuji melalui tantangan dan penolakan. Namun, seperti para rasul, kita dipanggil untuk tetap teguh pada kebenaran dan bersaksi dengan berani, meyakini bahwa pada akhirnya, kebenaran ilahi akan menang.