"Lalu Yakub pindah ke Mesir. Di sana ia meninggal, demikian pula nenek moyang kita."
Ayat Kisah Para Rasul 7:15, yang dibacakan oleh Stefanus dalam pidato pembelaannya, menyoroti momen penting dalam sejarah keluarga Abraham. Ayat ini merupakan bagian dari narasi panjang yang mengisahkan bagaimana Yakub, kakek dari Yusuf, beserta seluruh keluarganya pindah ke Mesir. Peristiwa ini terjadi setelah Yusuf, putra kesayangan Yakub, ditemukan hidup dan telah menjadi pejabat tinggi di Mesir. Situasi kelaparan di tanah Kanaan memaksa Yakub dan keluarganya mencari perlindungan dan sumber makanan di negeri piramida tersebut.
Perjalanan ke Mesir ini bukan sekadar perpindahan geografis, melainkan awal dari sebuah babak baru yang menentukan bagi keturunan Abraham. Di Mesir, keluarga Yakub berkembang pesat, dari hanya segelintir orang menjadi sebuah bangsa yang besar. Namun, perkembangan ini juga ironisnya berujung pada perbudakan di bawah kekuasaan Firaun yang tidak mengenal Yusuf, sebuah periode panjang yang penuh penderitaan namun juga membentuk identitas bangsa Israel.
Stefanus mengutip ayat ini untuk menghubungkan masa lalu dengan masa kini, membuktikan bahwa orang-orang pilihan Allah seringkali mengalami perjalanan yang kompleks dan berliku. Ia menekankan bahwa nenek moyang mereka, termasuk Yakub, adalah orang-orang yang juga pernah hidup dan mati di tanah asing, menunjukkan bahwa keberadaan di tanah yang dijanjikan bukanlah satu-satunya tolok ukur kesetiaan atau anugerah Allah.
Kisah Yakub dan keluarganya di Mesir adalah pengingat bahwa rencana Allah seringkali melampaui pemahaman manusia. Melalui kesulitan dan migrasi, Allah terus bekerja untuk menggenapi janji-Nya. Ayub, para leluhurnya, dan keturunannya, semuanya adalah bagian dari rencana ilahi yang lebih besar. Stefanus menggunakan kisah ini untuk membela imannya, menunjukkan kontinuitas anugerah Allah dari generasi ke generasi, bahkan melalui peristiwa-peristiwa yang tampaknya kacau atau menyakitkan. Pemahaman akan warisan sejarah ini menjadi fondasi penting bagi identitas dan iman bangsa Israel, serta menjadi pelajaran berharga bagi para pengikut Kristus hingga kini.
Peristiwa ini juga menunjukkan bagaimana Allah dapat menggunakan keadaan yang tak terduga untuk menolong umat-Nya. Kelaparan yang memaksa Yakub pindah, dan kemudian keselamatan yang ditawarkan oleh Yusuf, adalah contoh nyata campur tangan ilahi dalam sejarah. Kisah Rasul 7:15 mengingatkan kita untuk melihat gambaran yang lebih besar dalam perjalanan hidup, mengenali jejak langkah tokoh-tokoh iman terdahulu, dan meyakini bahwa Allah tetap setia pada janji-Nya di setiap era.
Untuk informasi lebih lanjut tentang Yakub dan keluarganya, Anda bisa membaca Kejadian pasal 46 dan pasal-pasal selanjutnya dalam Alkitab.