Kisah Para Rasul 7:30

"Dan setelah empat puluh tahun, tampaklah kepadanya seorang malaikat di padang gurun gunung Sinai, dalam nyala api yang keluar dari semak duri."

Musa: Panggilan dari Semak yang Menyala

Kisah Para Rasul 7:30 membawa kita kembali ke momen krusial dalam kehidupan Musa, seorang tokoh yang menjadi pilar penting dalam sejarah bangsa Israel. Ayat ini secara ringkas menggambarkan pemanggilan Musa oleh Tuhan di tengah gurun Sinai, sebuah peristiwa yang menandai titik balik tak terduga dalam takdirnya dan nasib jutaan orang.

Selama empat puluh tahun, Musa menjalani kehidupan yang jauh dari gemerlap istana Mesir tempat ia dibesarkan. Ia menjadi seorang gembala di tanah Midian, hidup sederhana dan terasing dari identitas aslinya sebagai keturunan Israel. Periode ini, meskipun mungkin terasa seperti pengasingan dan ketidakpastian, ternyata adalah waktu persiapan yang mendalam. Tuhan tidak pernah membuang waktu; bahkan dalam kesendirian gurun, Ia sedang membentuk Musa, mengajarkan kepadanya kesabaran, kerendahan hati, dan pemahaman tentang kehidupan yang jauh dari kemegahan duniawi.

Kemudian, di tengah kesunyian gurun Sinai, sesuatu yang luar biasa terjadi. Sebuah pemandangan yang tak terbayangkan hadir di hadapan Musa: semak berduri yang menyala-nyala tetapi tidak terbakar. Ini bukan sekadar fenomena alam yang aneh; itu adalah manifestasi ilahi, sebuah tanda kehadiran Tuhan yang agung. Dalam nyala api itu, muncul seorang malaikat Tuhan, sebuah pertanda bahwa ada komunikasi ilahi yang akan segera terjadi.

Malaikat
Representasi visual Musa di hadapan semak yang menyala dan malaikat Tuhan.

Panggilan ini bukan hanya untuk Musa, tetapi merupakan undangan dari Tuhan untuk sebuah misi penyelamatan yang monumental. Musa diperintahkan untuk kembali ke Mesir dan memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Ini adalah tugas yang sangat besar, penuh dengan bahaya, keraguan, dan tantangan yang luar biasa. Musa sendiri merasa tidak mampu, mengungkapkan kekhawatirannya tentang kemampuannya berbicara dan kepemimpinannya.

Namun, Tuhan meyakinkan Musa bahwa Ia akan menyertainya. Pengalaman di semak yang menyala bukan hanya pembuktian kuasa ilahi, tetapi juga janji perlindungan dan bimbingan. Ketaatan Musa terhadap panggilan ini, meskipun disertai dengan rasa takut dan ketidakpastian, akhirnya mengubah jalannya sejarah. Peristiwa ini adalah pengingat kuat bahwa Tuhan sering kali memanggil individu dari latar belakang yang sederhana dan menempatkan mereka dalam situasi yang luar biasa untuk memenuhi rencana-Nya yang lebih besar.

Kisah Musa di semak yang menyala adalah simbol harapan dan intervensi ilahi. Ia mengajarkan kita bahwa Tuhan melihat umat-Nya dalam kesulitan mereka dan Ia siap untuk bertindak melalui orang-orang yang mau mendengarkan dan menanggapi panggilan-Nya, bahkan jika panggilan itu datang dari tempat yang tak terduga dan dalam situasi yang paling sederhana sekalipun.