Ayat Kisah Para Rasul 7:34 ini merupakan pengingat kuat akan cara Tuhan berinteraksi dengan umat-Nya, terutama dalam situasi yang paling membutuhkan. Ketika umat Israel berada di bawah penindasan berat di tanah Mesir, hidup dalam perbudakan dan penderitaan yang tak terbayangkan, Tuhan tidak tinggal diam. Firman-Nya yang disampaikan melalui perkataan-Nya kepada Musa di semak duri yang menyala adalah bukti nyata dari kepedulian Ilahi.
Pengalaman Musa di Gunung Horeb adalah momen krusial. Ia dipanggil oleh suara Tuhan dari tengah-tengah kobaran api yang tidak menghanguskan. Peristiwa ini bukan hanya merupakan pengalaman pribadi bagi Musa, tetapi juga merupakan penegasan dari kehendak Allah untuk turun tangan. Tuhan bukan hanya melihat, tetapi juga mendengar dan merasakan penderitaan umat-Nya. Ini adalah gambaran kasih dan belas kasihan Tuhan yang aktif, yang tidak pasif terhadap kesengsaraan ciptaan-Nya.
Frasa "Aku telah turun untuk membebaskan mereka" adalah janji pembebasan yang kuat. Ini menandakan bahwa Tuhan mengambil inisiatif untuk campur tangan dalam sejarah manusia, bukan karena manusia layak, tetapi karena kasih dan kesetiaan-Nya. Ia tidak menunggu hingga umat-Nya memohon terlalu lama atau berusaha membebaskan diri sendiri sepenuhnya. Tuhan melihat, mendengar, dan bertindak. Panggilan kepada Musa adalah langkah awal dari sebuah rencana besar yang akan mengubah nasib jutaan orang.
Kisah ini mengajarkan kita tentang sifat Tuhan yang penuh perhatian. Ia memperhatikan detail kehidupan umat-Nya, sekecil apapun penderitaan itu. Keluhan dan tangisan mereka tidak luput dari perhatian-Nya. Ini memberikan harapan dan penghiburan bagi siapa saja yang merasa tertindas atau sedang mengalami masa sulit. Tuhan adalah Tuhan yang peduli dan aktif dalam kehidupan kita.
Selanjutnya, Tuhan secara langsung menugaskan Musa. "Jadi sekarang, marilah, Aku akan mengutus engkau ke Mesir." Ini adalah mandat ilahi. Musa, yang sebelumnya merasa tidak mampu dan ragu-ragu, diberi tugas mulia untuk menjadi perantara pembebasan umat Tuhan. Ini menunjukkan bahwa Tuhan seringkali menggunakan orang-orang yang sederhana dan merasa tidak siap untuk melakukan hal-hal besar, memberdayakan mereka dengan kuasa dan bimbingan-Nya.
Kisah Rasul 7:34, yang merujuk kembali pada kejadian di kitab Keluaran, menegaskan tema sentral dalam Alkitab: Tuhan yang berdaulat, penuh kasih, dan aktif dalam sejarah untuk menyelamatkan dan membebaskan umat-Nya dari segala bentuk perbudakan, baik itu fisik maupun spiritual. Ini adalah kisah tentang panggilan, pembebasan, dan kuasa Allah yang bekerja melalui hamba-hamba-Nya.