"Mereka itu tertarik kepada Simon karena sudah lama ia melakukan sihirnya dengan mendatangkan keheranan di tengah-tengah penduduk Samaria."
Kisah Para Rasul pasal 8 membawa kita ke sebuah era yang penuh dengan pengaruh spiritual yang beragam, di mana keajaiban dan kepercayaan memainkan peran sentral dalam kehidupan masyarakat. Ayat 11 secara khusus menyoroti sosok Simon, seorang penyihir yang memiliki pengaruh besar di Samaria. Ia telah lama menggunakan keahliannya dalam sihir, sehingga menarik perhatian dan kekaguman dari penduduk setempat. Pengaruhnya begitu kuat sampai-sampai ia dianggap sebagai "orang besar" yang memiliki kekuatan luar biasa. Gambaran ini memberikan kita pandangan tentang realitas masyarakat pada masa itu, di mana kekuatan supranatural, baik yang datang dari Tuhan maupun yang lain, sangat dipercaya dan memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Simon Magus, sebagaimana ia dikenal dalam tradisi, mewakili sebuah fenomena yang menarik. Ia tidak hanya melakukan trik-trik sulap biasa, tetapi tampaknya kemampuannya mampu mendatangkan keheranan yang mendalam bagi orang-orang Samaria. Keheranan ini dapat diartikan sebagai rasa takjub bercampur dengan ketakutan, sebuah reaksi yang umum ketika seseorang dihadapkan pada sesuatu yang di luar pemahaman rasional mereka. Di tengah keramaian dan kebingungan ini, para murid Tuhan Yesus, yang dipimpin oleh Roh Kudus, justru datang membawa pesan Injil yang sejati. Mereka tidak menggunakan sihir atau trik untuk menarik perhatian, melainkan dengan kuasa Allah yang nyata.
Ketika Filipus, seorang diaken yang penuh dengan Roh Kudus, tiba di Samaria, ia mulai memberitakan Kristus. Perbedaannya sangat mencolok. Filipus tidak mencari kekaguman pribadi, melainkan kemuliaan Allah. Ia menunjukkan bahwa keajaiban yang sesungguhnya berasal dari Tuhan, bukan dari tipu daya manusia. Penduduk Samaria, yang sebelumnya terpaku pada sihir Simon, kini mulai mendengar dan menerima ajaran Injil. Banyak dari mereka melihat kesaksian Filipus dan kuasa yang menyertainya, lalu bertobat dan dibaptis. Peristiwa ini menjadi titik balik bagi kota Samaria, di mana iman yang benar mulai menggantikan kekaguman pada sihir.
Kisah Rasul 8:11 ini mengingatkan kita akan pentingnya membedakan sumber kekuatan dan otoritas. Simon Magus, meskipun diakui oleh banyak orang karena kemampuannya, pada akhirnya adalah cerminan dari kekuatan yang terbatas dan tidak kekal. Sebaliknya, kuasa yang dibawa oleh para rasul dan murid-murid Tuhan Yesus adalah kuasa ilahi yang membawa perubahan mendalam, pemulihan, dan keselamatan. Kisah ini menjadi sebuah pengingat bahwa kebenaran dan iman yang didasarkan pada Kristus jauh lebih berkuasa daripada segala bentuk tipu daya atau kekuatan semu. Peristiwa ini juga menunjukkan bagaimana Injil dapat menjangkau dan mengubah hati manusia, bahkan di tempat yang sebelumnya dipenuhi oleh kepercayaan yang keliru.