Kisah Rasul 9-15: Perutusan Paulus

"Tetapi marilah kita berlari dengan tekun perlombaan yang diwajibkan bagi kita." - Ibrani 12:1

Perubahan Hidup yang Drastis

Pasal 9 dari Kisah Para Rasul mengisahkan tentang transformasi yang luar biasa pada diri Saulus, seorang penganiaya gereja yang gigih. Dalam perjalanannya menuju Damsyik untuk menangkap orang-orang Kristen, ia mengalami pertemuan yang mengubah segalanya. Sebuah cahaya dari langit menyilaukan matanya, dan suara Tuhan Yesus bertanya kepadanya, "Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?" Peristiwa ini bukan hanya membutakan mata fisiknya untuk sementara waktu, tetapi juga membuka mata rohaninya terhadap kebenaran Injil yang sebelumnya ia tolak.

Setelah peristiwa di jalan menuju Damsyik, Saulus menjadi buta dan dibawa ke kota itu. Di sana, seorang murid bernama Ananias diutus Tuhan untuk menumpangkan tangan atasnya, memulihkan penglihatannya, dan mengisinya dengan Roh Kudus. Perubahan ini begitu radikal sehingga Saulus, yang sebelumnya dikenal sebagai penganiaya, segera mulai memberitakan Injil tentang Yesus Kristus. Ia tidak lagi menjadi ancaman bagi gereja, melainkan menjadi salah satu misionaris terbesar yang pernah ada.

Perjalanan Misi dan Pertumbuhan Gereja

Pasal-pasal berikutnya, dari 10 hingga 15, memperlihatkan kelanjutan misi para rasul, terutama fokus pada pelayanan Paulus (nama baru Saulus). Perjalanan misi Paulus yang pertama, bersama Barnabas, membawanya ke Siprus dan Galatia. Mereka menghadapi tantangan, pertentangan, tetapi juga banyak kesuksesan dalam memberitakan Injil kepada orang Yahudi dan non-Yahudi.

Salah satu momen penting dalam Kisah Para Rasul 10 adalah penglihatan yang diterima Petrus tentang makanan haram dan halal, yang mengindikasikan bahwa Injil juga ditujukan untuk bangsa-bangsa lain. Ini membuka pintu lebar-lebar bagi penginjilan kepada orang bukan Yahudi, sebuah langkah krusial dalam penyebaran Kekristenan. Peristiwa ini dipicu oleh kunjungan Kornelius, seorang perwira Romawi yang saleh, yang juga mendapat petunjuk ilahi untuk mencari Petrus.

Perdebatan Penting dan Konsili Yerusalem

Seiring pertumbuhan gereja, muncul isu-isu teologis yang penting. Di Kisah Para Rasul pasal 15, kita mendapati adanya perdebatan sengit di Yerusalem mengenai apakah orang-orang bukan Yahudi yang percaya kepada Yesus harus disunat dan mematuhi hukum Taurat Musa. Peristiwa ini dikenal sebagai Konsili Yerusalem.

Para rasul dan penatua berkumpul untuk membahas persoalan ini. Setelah diskusi yang panjang, dipimpin oleh petunjuk Roh Kudus, mereka memutuskan bahwa orang-orang bukan Yahudi tidak perlu disunat atau mematuhi seluruh hukum Taurat. Cukup bagi mereka untuk menjauhi kecemaran berhala, percabulan, daging yang dicekik, dan darah. Keputusan ini sangat membebaskan dan memungkinkan penyebaran Injil yang lebih luas tanpa membebani orang-orang baru percaya dengan peraturan-peraturan yang hanya berlaku bagi bangsa Israel.

Kisah Para Rasul 9-15 dengan demikian menggambarkan periode vital dalam sejarah gereja awal. Dari transformasi seorang penganiaya menjadi rasul terkemuka, hingga pembukaan Injil bagi segala bangsa dan penyelesaian teologis yang krusial, semua bab ini menyoroti kekuatan Injil dan tuntunan Roh Kudus dalam membangun Kerajaan Allah.

Kisah transformasi dan perluasan Injil yang menginspirasi.