"Mereka bercampur dengan bangsa-bangsa dan belajar kelakuan mereka."
Mazmur 106:35 adalah sebuah ayat yang singkat namun sarat makna, yang menggarisbawahi sebuah peringatan penting bagi umat Tuhan. Ayat ini berbunyi, "Mereka bercampur dengan bangsa-bangsa dan belajar kelakuan mereka." Pernyataan ini seringkali ditempatkan dalam konteks sejarah panjang bangsa Israel, yang berulang kali jatuh ke dalam penyembahan berhala dan mengikuti cara-cara duniawi karena berinteraksi terlalu dekat dan tanpa batas dengan bangsa-bangsa di sekitar mereka.
Pesan dari Mazmur 106:35 ini melampaui sekadar catatan sejarah. Ia berbicara tentang bahaya universal dari pengaruh negatif. Ketika kita membiarkan diri kita bercampur secara sembarangan dengan nilai-nilai, kebiasaan, atau pandangan dunia yang bertentangan dengan prinsip-prinsip ilahi, ada risiko nyata bahwa kita akan mulai mengadopsi "kelakuan mereka." Ini bisa terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari lingkungan kerja, pergaulan sosial, hingga konsumsi media. Godaan untuk menyesuaikan diri, untuk tidak dianggap berbeda, atau sekadar untuk mencari kenyamanan seringkali membawa kita pada kompromi yang tanpa disadari mengikis fondasi iman kita.
Namun, ayat ini tidak boleh dilihat hanya sebagai peringatan akan bahaya. Sejarah Israel juga mencatat bagaimana, setelah melalui masa-masa keterpurukan akibat kegagalan mereka dalam menjaga kekudusan pergaulan, Tuhan seringkali memulihkan dan membebaskan mereka. Perjuangan dan keberdosaan yang tercatat dalam Mazmur 106 juga diselingi dengan campur tangan Tuhan yang penuh kasih karunia, yang akhirnya membawa mereka kembali pada jalan-Nya.
Oleh karena itu, Mazmur 106:35 seharusnya mendorong kita untuk refleksi diri yang mendalam. Siapa saja yang menjadi "bangsa-bangsa" dalam kehidupan kita saat ini? Kelakuan apa saja yang mungkin tanpa sadar kita pelajari? Ayat ini menginspirasi kita untuk menjaga diri agar tidak tergelincir, untuk memilih pergaulan yang membangun dan menguatkan iman, serta untuk senantiasa memohon hikmat Tuhan agar kita dapat membedakan mana yang baik dan mana yang membawa kita jauh dari jalan kebenaran. Upaya untuk menjaga kekudusan pergaulan adalah bagian integral dari perjalanan iman yang teguh dan berkelanjutan.
Kisah dalam Mazmur ini juga mengingatkan bahwa pemulihan selalu mungkin. Tuhan selalu siap menerima kembali mereka yang datang kepada-Nya dengan hati yang menyesal dan berkeinginan untuk berubah. Ini adalah janji keselamatan yang terus bergema dari generasi ke generasi, mengundang kita untuk belajar dari masa lalu, bersikap bijak dalam pergaulan masa kini, dan berharap pada kasih karunia-Nya untuk masa depan.
Untuk pemahaman lebih mendalam tentang konteks dan implikasi Mazmur 106, Anda dapat merujuk pada berbagai tafsir Alkitab atau sumber-sumber teologis terpercaya.