Ayat Mazmur 106:8 adalah sebuah pengingat yang kuat akan kesetiaan Allah, bahkan ketika umat-Nya berulang kali berpaling dan mengingkari perjanjian. Ayat ini berbunyi, "Tetapi Ia menyelamatkan mereka, demi nama-Nya, supaya Ia memperlihatkan kekuatan-Nya yang besar." Ini bukanlah tentang kelayakan Israel atau jasa mereka, melainkan murni tentang karakter dan janji Allah sendiri.
Dalam konteks sejarah Israel yang sering digambarkan dalam kitab Mazmur, bangsa ini kerap kali jatuh ke dalam penyembahan berhala dan ketidaktaatan. Mereka melupakan perbuatan ajaib Allah di Mesir, penyeberangan Laut Merah, dan penyertaan-Nya di padang gurun. Namun, di tengah-tengah ketidaksetiaan mereka, Allah tetap berpegang pada kesepakatan-Nya. Mazmur 106:8 menyoroti bahwa tindakan penyelamatan Allah bukanlah respons terhadap kekuatan atau kebajikan Israel, melainkan didorong oleh keberadaan dan nama-Nya sendiri. Nama Allah adalah perwujudan dari sifat-sifat-Nya yang kudus, adil, dan penuh kasih.
Kata "menyelamatkan" dalam ayat ini, dalam bahasa Ibrani, berasal dari akar kata yang berarti "membebaskan" atau "menolong." Ini menunjukkan campur tangan aktif Allah untuk menarik umat-Nya keluar dari situasi yang berbahaya atau sulit. Penting untuk dicatat bahwa penyelamatan ini dilakukan "demi nama-Nya." Artinya, tindakan penyelamatan Allah adalah ekspresi dari siapa diri-Nya. Ketika Allah menyelamatkan umat-Nya, Ia tidak hanya memenuhi janji-Nya, tetapi juga memproklamirkan sifat kasih, belas kasihan, dan kuasa-Nya kepada dunia.
Selanjutnya, ayat ini menyatakan tujuan dari penyelamatan tersebut: "supaya Ia memperlihatkan kekuatan-Nya yang besar." Allah tidak hanya ingin menyelamatkan umat-Nya; Ia ingin menggunakan tindakan penyelamatan itu sebagai sarana untuk menunjukkan kepada bangsa-bangsa lain, dan bahkan kepada umat-Nya sendiri, betapa dahsyat dan tak tertandingi kuasa-Nya. Peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah Israel, seperti pembebasan dari perbudakan di Mesir dan kekalahan musuh-musuh mereka, semuanya adalah manifestasi dari kekuatan ilahi yang luar biasa.
Bagi kita hari ini, Mazmur 106:8 tetap relevan. Ini mengingatkan kita bahwa kasih karunia dan penyelamatan Allah tidak bergantung pada pencapaian kita, tetapi pada karakter-Nya yang tidak berubah. Ketika kita merasa lemah, berdosa, atau putus asa, kita dapat berpaling kepada Allah, mengetahui bahwa Dia adalah Allah yang setia dan berkuasa untuk menyelamatkan. Penyelamatan yang kita terima melalui Yesus Kristus adalah bukti tertinggi dari kekuatan besar dan kasih Allah. Melalui iman kepada-Nya, kita dibebaskan dari dosa dan diperdamaikan dengan Allah, semua demi kemuliaan nama-Nya yang suci.
Penting untuk merenungkan betapa beruntungnya kita memiliki Allah seperti ini. Dia adalah Allah yang tidak pernah menyerah pada umat-Nya, yang selalu siap untuk campur tangan demi kemuliaan nama-Nya. Marilah kita memuji dan mengagungkan kekuatan-Nya yang besar, dan senantiasa mengandalkan kesetiaan-Nya dalam segala aspek kehidupan kita.