"Jauh dari orang fasik keselamatan itu, sebab mereka tidak mencari ketetapan-ketetapan-Mu."
Simbol firman yang memberi kehidupan
Mazmur 119 adalah sebuah ode yang memuji keindahan dan kekuatan firman Tuhan. Melalui bait-baitnya, pemazmur menguraikan bagaimana hukum, kesaksian, peraturan, dan perintah Tuhan menjadi sumber hikmat, penghiburan, dan bimbingan dalam setiap aspek kehidupan. Ayat 155 ini memberikan perspektif yang tajam mengenai perbedaan fundamental antara orang yang hidup dalam ketaatan kepada Tuhan dan mereka yang berpaling dari-Nya.
Ketika pemazmur menyatakan, "Jauh dari orang fasik keselamatan itu," ia tidak sekadar menyampaikan sebuah fakta teologis, tetapi juga refleksi mendalam dari pengalaman hidup. Keselamatan di sini bukanlah sekadar pembebasan dari bahaya fisik, tetapi juga kedamaian jiwa, stabilitas moral, dan kepastian masa depan yang abadi. Orang fasik, dalam pandangan alkitabiah, adalah mereka yang menolak atau mengabaikan otoritas dan kehendak Tuhan. Tindakan dan pola pikir mereka sering kali bertentangan dengan prinsip-prinsip kebenaran ilahi, yang pada akhirnya menjauhkan mereka dari sumber keselamatan yang sejati.
Alasan utama mengapa keselamatan jauh dari mereka adalah karena "mereka tidak mencari ketetapan-ketetapan-Mu." Ketetapan Tuhan merujuk pada perintah-perintah-Nya, janji-janji-Nya, dan cara-cara-Nya yang telah dinyatakan. Ini adalah fondasi yang kokoh untuk hidup yang bermakna dan benar. Ketika seseorang dengan sengaja mengabaikan atau bahkan menolak untuk mencari dan memahami ketetapan-ketetapan ini, ia secara otomatis memutus hubungannya dengan sumber keselamatan. Ibarat membangun rumah di atas pasir, tanpa fondasi yang kuat, segalanya akan runtuh ketika badai datang.
Sebaliknya, bagi mereka yang menjadikan firman Tuhan sebagai kompas hidup, keselamatan akan selalu menyertai. Mencari ketetapan Tuhan berarti merenungkannya, menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan menjadikan firman sebagai standar kebenaran. Dalam proses pencarian ini, hati diperlembut, pikiran diterangi, dan jiwa menemukan jangkar yang kuat. Keselamatan bukan hanya tentang keadaan pasca-kematian, tetapi juga tentang mengalami kedamaian dan kebenaran di dunia ini.
Ayat ini mengundang kita untuk introspeksi: sejauh mana kita mencari ketetapan Tuhan? Apakah kita benar-benar menjadikan firman-Nya sebagai panduan utama dalam pengambilan keputusan, dalam relasi kita, dan dalam cara kita memandang dunia? Mazmur 119:155 mengingatkan kita bahwa jalan keluar dari kerapuhan hidup, ketidakpastian, dan kekacauan adalah dengan mendekat kepada Tuhan melalui firman-Nya. Di sanalah, di dalam ketetapan-Nya, kita akan menemukan keselamatan yang sejati, yang tidak akan pernah terlepas dari genggaman kita, tidak peduli seberapa keras badai kehidupan menerjang.