Mazmur 119:170

Biarlah permohonanku sampai ke hadapan-Mu, sesuai dengan janji-Mu, lepaskanlah aku.

Memahami Inti Permohonan

Mazmur 119 adalah mazmur terpanjang dalam Alkitab, yang secara mendalam merenungkan tentang firman Tuhan, hukum-Nya, dan perintah-Nya. Setiap ayatnya adalah untaian pujian, permohonan, dan pengakuan akan pentingnya Taurat dalam kehidupan pemazmur. Ayat 170, "Biarlah permohonanku sampai ke hadapan-Mu, sesuai dengan janji-Mu, lepaskanlah aku," merupakan sebuah doa yang penuh kerendahan hati sekaligus keyakinan.

Permohonan ini bukan sekadar permintaan biasa. Pemazmur secara spesifik meminta agar permohonannya "sampai ke hadapan-Mu." Ini menunjukkan kesadaran akan kekudusan Tuhan dan keinginan untuk berhubungan langsung dengan-Nya, bukan sekadar berbicara ke udara kosong. Keinginan untuk hadir di hadirat Tuhan adalah inti dari doa yang sungguh-sungguh. Ini adalah sebuah kerinduan untuk kedekatan, persekutuan, dan pengakuan atas kedaulatan-Nya.

Landasan Keyakinan: Janji Tuhan

Bagian terpenting dari ayat ini adalah frasa "sesuai dengan janji-Mu." Pemazmur tidak mendasarkan doanya pada jasa atau kelayakannya sendiri, melainkan pada kebenaran dan kesetiaan Tuhan yang telah dinyatakan melalui janji-janji-Nya. Ini adalah prinsip fundamental dalam doa Kristen: berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan, yang seringkali diungkapkan melalui firman-Nya. Janji-janji Tuhan adalah fondasi yang kokoh bagi iman kita, memberikan kepastian bahwa Dia akan bertindak berdasarkan perkataan-Nya sendiri.

Dalam konteks Mazmur 119, janji-janji Tuhan merujuk pada hukum-hukum, ketetapan-ketetapan, dan peringatan-peringatan-Nya yang menjanjikan kehidupan, hikmat, dan perlindungan bagi mereka yang memeliharanya. Oleh karena itu, ketika pemazmur memohon untuk dilepaskan, dia mengaitkannya dengan janji-janji yang telah Tuhan berikan, bahwa Dia akan menolong dan membebaskan orang-orang yang mencari-Nya dan hidup dalam kebenaran-Nya.

Harapan dalam Pelepasan

Permohonan "lepaskanlah aku" menunjukkan bahwa pemazmur sedang berada dalam situasi yang sulit, mungkin ancaman, kesulitan, atau godaan. Namun, di tengah pergumulan tersebut, dia tidak putus asa. Sebaliknya, dia memalingkan pandangannya kepada Tuhan, dengan harapan yang teguh akan pelepasan. Pelepasan yang dimaksud di sini bisa bersifat fisik, emosional, spiritual, atau kombinasi dari semuanya. Apapun bentuknya, keyakinan akan campur tangan Tuhan adalah sumber kekuatan.

Mazmur 119:170 mengajarkan kita bahwa doa yang efektif adalah doa yang didasarkan pada firman Tuhan dan janji-janji-Nya. Ketika kita menghadapi tantangan hidup, kita dipanggil untuk membawa permohonan kita ke hadirat Tuhan, dengan keyakinan bahwa Dia akan mendengar dan bertindak sesuai dengan kesetiaan-Nya. Ini adalah undangan untuk menumbuhkan kepercayaan yang lebih dalam kepada Tuhan, yang selalu setia pada firman-Nya dan siap melepaskan kita dari segala kesulitan.