"Biarlah lidahku menyanyikan janji-Mu, sebab segala perintah-Mu adalah keadilan."
Mazmur 119 adalah kidung pujian yang sangat panjang, sebuah aksrostik yang memuliakan firman Tuhan dan hukum-hukum-Nya. Dalam keindahan dan kekayaan rohaninya, ayat 172 menonjol sebagai pernyataan iman yang mendalam, sebuah pengakuan atas kebenaran dan kesetiaan ilahi. "Biarlah lidahku menyanyikan janji-Mu, sebab segala perintah-Mu adalah keadilan." Frasa ini bukan sekadar sebuah permohonan, melainkan sebuah komitmen yang lahir dari keyakinan. Pemazmur, dalam kerendahan hatinya, ingin agar seluruh keberadaannya, melalui perkataan (lidahnya), terus-menerus menggemakan dan memuliakan janji-janji Tuhan.
Apa yang dimaksud dengan "janji-Mu"? Ini merujuk pada segala kebenaran, kasih, dan kesetiaan yang telah Tuhan wahyukan dalam firman-Nya. Janji-janji ini tidak hanya sekadar ucapan kosong, tetapi merupakan manifestasi dari karakter ilahi itu sendiri. Tuhan tidak pernah ingkar janji. Di dalam setiap perintah-Nya, terdapat keadilan yang sempurna. Ini adalah keadilan yang tidak menghukum secara semata-mata, tetapi adalah keadilan yang berakar pada kasih dan kerinduan untuk kebaikan umat-Nya. Perintah-perintah-Nya bukanlah beban yang berat, melainkan petunjuk menuju kehidupan yang benar, suci, dan penuh berkat.
Keyakinan bahwa "segala perintah-Mu adalah keadilan" memberikan kekuatan luar biasa bagi pemazmur. Ini berarti bahwa ketika Tuhan menetapkan sebuah hukum atau memberikan sebuah perintah, di baliknya selalu ada alasan yang adil dan bijaksana. Terkadang, kita mungkin tidak sepenuhnya memahami mengapa Tuhan menetapkan sesuatu, namun pemazmur mengingatkan kita untuk mempercayai hikmat-Nya yang melampaui pemahaman kita. Keadilan Tuhan memastikan bahwa setiap firman-Nya membawa kebaikan yang hakiki.
Dalam kehidupan sehari-hari, firman Tuhan menjadi mercusuar yang menuntun langkah kita. Ketika kita menghadapi kesulitan, keraguan, atau godaan, mengingat janji-janji Tuhan dan mengenali keadilan dalam perintah-perintah-Nya dapat menjadi sumber kekuatan dan penghiburan. Mazmur 119:172 mendorong kita untuk menjadikan firman Tuhan sebagai inti dari ekspresi syukur dan pujian kita. Bukan hanya dengan kata-kata teoritis, tetapi dengan pengalaman hidup yang terus-menerus menyanyikan kesetiaan-Nya.
Mari kita renungkan bagaimana kita memuliakan janji-janji Tuhan dalam hidup kita. Apakah lidah kita sering kali dipenuhi dengan keluhan, ataukah ia lebih sering menyanyikan kebenaran dan kasih setia-Nya? Apakah kita melihat perintah-Nya sebagai batasan yang membelenggu, ataukah sebagai jalan menuju keadilan dan kebebasan sejati? Mazmur 119:172 adalah undangan untuk memperdalam hubungan kita dengan Tuhan melalui firman-Nya, mengakui bahwa di dalam-Nya terdapat keadilan yang sempurna dan janji-janji yang tak berkesudahan. Biarlah firman-Nya menjadi melodi kehidupan kita, mengalir dari hati yang penuh syukur dan percaya.