Mazmur 119:174

"Aku rindu pertolongan-Mu, TUHAN, dan Taurat-Mu adalah kesenanganku."
Simbol Harapan dan Cahaya

Ayat Mazmur 119:174 ini merupakan ungkapan hati yang begitu mendalam dari seorang yang merindukan kehadiran dan pertolongan Tuhan. Frasa "Aku rindu pertolongan-Mu, TUHAN" bukan sekadar ucapan kosong, melainkan sebuah pengakuan akan keterbatasan diri dan sebuah harapan yang teguh kepada sumber segala kekuatan. Dalam rentetan kehidupan yang seringkali penuh tantangan, ketidakpastian, dan bahkan keputusasaan, hati yang tulus akan selalu berseru kepada Sang Pencipta. Rindu akan pertolongan Tuhan adalah tanda kerendahan hati yang menyadari bahwa kekuatan manusia tidaklah cukup untuk menghadapi badai kehidupan. Ini adalah pengakuan bahwa di luar diri kita, ada kuasa ilahi yang senantiasa siap sedia memberikan bantuan dan perlindungan.

Namun, ayat ini tidak berhenti pada kerinduan akan pertolongan. Bagian kedua, "dan Taurat-Mu adalah kesenanganku," memberikan dimensi yang lebih kaya pada penghayatan iman. Ini menunjukkan bahwa sumber kerinduan akan pertolongan ilahi tidak terlepas dari hubungan yang intim dengan firman Tuhan. Taurat, dalam konteks ini, bukan hanya seperangkat aturan, tetapi merupakan petunjuk hidup, jalan kebenaran, dan sumber hikmat dari Tuhan sendiri. Ketika seseorang menemukan kesenangan dalam mempelajari, merenungkan, dan menjalankan firman Tuhan, maka ia akan semakin mengerti maksud dan kehendak-Nya. Kesenangan ini bukan kesenangan sesaat yang mudah hilang, melainkan sebuah kepuasan batin yang mendalam, seperti menemukan harta karun yang tak ternilai harganya.

Hubungan antara rindu akan pertolongan dan kesenangan pada Taurat adalah sebuah siklus yang saling menguatkan. Semakin seseorang mengenal dan mencintai firman Tuhan, semakin ia memahami betapa besar dan setia Tuhan dalam menolong umat-Nya. Sebaliknya, ketika seseorang mengalami pertolongan Tuhan dalam hidupnya, hatinya akan semakin terdorong untuk semakin dekat kepada Tuhan melalui firman-Nya. Ini adalah kesaksian tentang betapa pentingnya integrasi antara pengalaman iman yang bersifat personal (merindukan pertolongan) dan penyerahan diri pada kehendak ilahi melalui prinsip-prinsip yang dinyatakan-Nya (kesenangan pada Taurat).

Di era modern ini, di mana informasi begitu mudah diakses namun seringkali dangkal, penekanan pada "Taurat-Mu adalah kesenanganku" menjadi sangat relevan. Banyak hal di dunia ini yang menawarkan kesenangan sementara, namun seringkali justru menjauhkan kita dari kedamaian sejati. Mazmur 119:174 mengingatkan kita untuk mencari kesenangan yang kekal, yang bersumber dari hubungan yang mendalam dengan Tuhan melalui firman-Nya. Ketika hati kita dipenuhi oleh firman Tuhan, kita tidak hanya akan menemukan arah dalam hidup, tetapi juga kekuatan dan penghiburan yang tak terduga. Kesungguhan dalam merindukan pertolongan Tuhan, dipadukan dengan sukacita mendalam dalam firman-Nya, adalah fondasi kokoh bagi jiwa yang mencari kebenaran dan kedamaian abadi. Ini adalah inti dari iman yang hidup, sebuah perjalanan yang dipenuhi harapan dan kepuasan ilahi.