Mazmur 120:4

"Bukanlah apa-apa kiranya baginya yang membakar roh, bahkan bara-bara serai yang amat menyala-nyala."
Api semangat yang menyala

Pertolongan Ilahi di Tengah Kobaran Kebencian

Mazmur 120 merupakan sebuah ratapan yang penuh dengan kesakitan dan kerinduan akan kedamaian. Penulis mazmur, dalam keadaan terperangkap di antara orang-orang yang penuh kebencian dan permusuhan, menggambarkan penderitaannya dengan sangat gamblang. Ayat keempat, "Bukanlah apa-apa kiranya baginya yang membakar roh, bahkan bara-bara serai yang amat menyala-nyala," memberikan sebuah perspektif unik mengenai betapa mengerikannya hidup di tengah lingkungan yang toksik, bahkan lebih buruk dari sekadar merasakan panas api yang menyala-nyala.

Istilah "bara-bara serai" merujuk pada bara api yang sangat panas dan membakar, yang dapat menimbulkan rasa sakit luar biasa. Namun, penulis mazmur mengatakan bahwa penderitaannya di tengah perkataan dan perlakuan kasar dari orang-orang di sekelilingnya jauh melampaui rasa sakit fisik tersebut. Jiwanya terbakar, pikirannya dipenuhi kecemasan, dan hatinya merindukan ketenangan yang tak kunjung datang.

Ayat ini tidak hanya berbicara tentang penderitaan individual, tetapi juga mencerminkan betapa destruktifnya kebencian dan permusuhan dalam sebuah komunitas. Ketika firman-firman kasar, gosip, fitnah, dan permusuhan menjadi makanan sehari-hari, dampaknya adalah "membakar roh" setiap orang yang terlibat. Jiwa menjadi lesu, semangat padam, dan keinginan untuk berbuat baik pun terkikis.

Dalam konteks spiritual, ayat ini juga dapat diartikan sebagai panggilan untuk mencari perlindungan dan pertolongan dari Tuhan. Di tengah badai kehidupan yang penuh dengan tantangan, perkataan yang menyakitkan, dan lingkungan yang tidak mendukung, manusia seringkali merasa tidak berdaya. Namun, Mazmur 120:4 mengingatkan kita bahwa ada sumber kekuatan yang lebih besar dari segala bentuk penderitaan. Sumber itu adalah Tuhan.

Rasa sakit yang dialami penulis mazmur mendorongnya untuk berseru kepada Tuhan. Ia tidak mencari solusi di dunia yang penuh kepalsuan dan kekerasan, melainkan mengangkat pandangannya kepada Sang Pencipta yang Mahakuasa. Kepercayaan kepada Tuhan inilah yang menjadi penawar racun kebencian dan sumber pemulihan bagi jiwa yang terluka.

Bagi kita yang mungkin pernah atau sedang mengalami situasi serupa, di mana perkataan orang lain bagaikan api yang membakar, penting untuk mengingat bahwa kita tidak sendirian. Tuhan hadir di tengah-tengah kesesakan kita. Sama seperti bara api yang pada akhirnya akan padam, begitu pula kebencian dan permusuhan di dunia ini akan berlalu jika kita senantiasa bersandar pada kasih dan keadilan Tuhan. Mazmur 120:4 mengajarkan kita untuk tidak menyerah pada keputusasaan, melainkan untuk mempercayakan diri kepada Tuhan yang mampu memadamkan segala bara api kebencian dan memulihkan kedamaian dalam hati kita.