Ayat ini, dari kitab Mazmur pasal 135 ayat 20, merupakan seruan yang penuh semangat untuk memuji Tuhan. Kata "pujilah" yang diulang dua kali menekankan pentingnya tindakan ini. Ini bukan sekadar ajakan pasif, melainkan undangan aktif untuk menyuarakan kebesaran, kebaikan, dan kuasa Sang Pencipta. Mazmur ini secara keseluruhan adalah pujian yang merayakan kedaulatan Tuhan atas ciptaan-Nya dan tindakan-Nya dalam sejarah.
Dalam konteks Mazmur 135, ayat 20 ini muncul setelah rentetan deskripsi tentang tindakan ajaib Tuhan, seperti menghancurkan bangsa-bangsa di Mesir, mengalahkan raja-raja yang perkasa, dan memberikan tanah kepada umat-Nya. Semua itu adalah alasan kuat mengapa umat Tuhan, terutama kaum Lewi yang bertugas dalam pelayanan ibadah, dan semua orang yang takut akan Dia, dipanggil untuk memuji-Nya. Kehidupan kaum Lewi secara khusus didedikasikan untuk melayani di Bait Suci dan memimpin ibadah, sehingga seruan ini sangat relevan bagi mereka.
Namun, seruan ini tidak terbatas hanya pada kaum Lewi atau mereka yang secara formal takut kepada Tuhan. Kata "hai kamu sekalian yang takut akan TUHAN" membuka cakupan ini lebih luas. Ketakutan akan Tuhan di sini bukan berarti rasa takut yang melumpuhkan, melainkan kekaguman yang mendalam, rasa hormat yang tulus, dan kesadaran akan keagungan-Nya. Ini adalah sikap hati yang mengakui bahwa Tuhan adalah Yang Maha Kuasa, Maha Tahu, dan Maha Benar. Sikap inilah yang seharusnya mendorong setiap individu untuk mendekat kepada-Nya dan mengalirlah pujian dari hati mereka.
Memuji Tuhan adalah tindakan yang memberdayakan. Ketika kita fokus pada kebesaran-Nya, masalah-masalah duniawi seringkali terlihat lebih kecil dalam perspektif. Pujian membuka hati kita untuk menerima kebaikan dan kasih karunia-Nya, serta memperkuat iman kita. Ini adalah cara kita untuk mengakui bahwa segala sumber kekuatan, pengharapan, dan kehidupan berasal dari Dia. Mazmur 135 20 mengingatkan kita bahwa ibadah dan pujian adalah respon yang layak bagi umat Tuhan.
Di tengah kesibukan hidup modern, seringkali kita lupa untuk berhenti sejenak dan memberikan pujian yang tulus kepada Sang Pencipta. Ayat ini menjadi pengingat yang kuat untuk menyisihkan waktu, baik secara pribadi maupun bersama-sama, untuk meninggikan nama Tuhan. Pujian dapat diekspresikan melalui nyanyian, doa, perkataan, dan terutama melalui tindakan hidup yang memuliakan Dia. Setiap orang yang merasakan kasih dan anugerah Tuhan dipanggil untuk bergabung dalam paduan suara pujian ini.
Lebih dari sekadar ucapan, pujian yang sejati adalah sebuah gaya hidup. Ini adalah tentang membawa hati yang bersyukur dan penuh hormat dalam setiap aspek kehidupan. Ayat mazmur 135 20 adalah undangan untuk memupuk kebiasaan pujian, menjadikannya bagian integral dari eksistensi kita sebagai orang yang percaya. Mari kita jadikan pujian sebagai napas kehidupan rohani kita, senantiasa menghormati dan memuliakan Tuhan.