Mazmur 136:25

"Yang memelihara segala yang hidup, sebab kasih setia-Nya abadi!"
Kasih Setia Abadi

Mazmur 136 adalah sebuah kidung pujian yang kaya dan berulang, sebuah nyanyian syukur yang mengingatkan umat Tuhan tentang kebesaran dan kebaikan-Nya sepanjang sejarah. Ayat ke-25, "Yang memelihara segala yang hidup, sebab kasih setia-Nya abadi!", menutup bagian yang panjang dari ayat-ayat yang secara konsisten menyatakan, "sebab kasih setia-Nya abadi!". Pernyataan ini bukan sekadar penutup, melainkan sebuah penegasan fundamental tentang karakter Allah.

Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan cara Tuhan memelihara seluruh ciptaan-Nya. Ini mencakup tidak hanya kehidupan manusia, tetapi juga seluruh alam semesta, setiap makhluk hidup, dan keberlanjutan kehidupan itu sendiri. Dari hal yang terkecil hingga yang terbesar, dari sel-sel yang tak terlihat hingga bintang-bintang di angkasa, semuanya berada di bawah pemeliharaan-Nya. Ini adalah pemeliharaan yang aktif, yang terus-menerus memastikan bahwa kehidupan berjalan sesuai dengan rancangan-Nya.

Inti dari pemeliharaan ini adalah "kasih setia-Nya yang abadi". Kata "kasih setia" (dalam bahasa Ibrani, *hesed*) adalah sebuah konsep yang kaya makna. Ia melampaui sekadar cinta; ia mencakup kebaikan, kemurahan hati, kesetiaan, janji yang tak tergoyahkan, dan hubungan perjanjian. Ini adalah cinta yang berkomitmen, yang tidak pernah berubah meskipun situasi dan kondisi manusia sering kali berfluktuasi.

Mengapa kasih setia ini abadi? Karena Allah itu sendiri adalah kekal. Kasih-Nya tidak bergantung pada jasa atau kelayakan kita. Ia adalah ekspresi dari sifat-Nya yang tak berubah. Dalam sebuah dunia yang penuh dengan ketidakpastian, perubahan, dan bahkan kekecewaan, janji akan kasih setia Tuhan yang abadi memberikan dasar yang kokoh bagi iman dan harapan kita.

Ayat Mazmur 136:25 mengingatkan kita untuk tidak mengambil remeh setiap napas yang kita hirup, setiap sinar matahari yang menghangatkan, dan setiap momen kehidupan yang kita alami. Semua ini adalah karunia yang berkelanjutan dari Allah yang berkasih setia. Ini mendorong kita untuk hidup dengan rasa syukur, menyadari bahwa keberadaan kita dan segala yang baik dalam hidup kita adalah bukti dari pemeliharaan-Nya yang tak pernah berhenti.

Dalam menghadapi kesulitan, pencobaan, atau bahkan saat-saat kegembiraan, kita dipanggil untuk kembali kepada kebenaran mendasar ini: Tuhan memelihara kita, dan kasih setia-Nya adalah jaminan kita yang tak tergoyahkan. Ini adalah fondasi di mana kita dapat membangun hidup kita, mengetahui bahwa kita dicintai dan dijaga oleh Sang Pencipta yang kasih-Nya tak akan pernah berakhir.