Ia mengubah laut menjadi tempat kering, di sungai mereka menyeberang dengan berjalan kaki; di sanalah kami bersukacita karena Dia.
Ilustrasi: Transformasi alam yang diberkati oleh kuasa ilahi.
Mazmur 66:6 merupakan sebuah deklarasi iman yang kuat, sebuah pengingat akan kebesaran dan kuasa Allah yang luar biasa atas alam semesta. Ayat ini bukan sekadar narasi sejarah, melainkan sebuah metafora yang kaya makna tentang bagaimana Allah bertindak dalam kehidupan umat-Nya. "Ia mengubah laut menjadi tempat kering, di sungai mereka menyeberang dengan berjalan kaki; di sanalah kami bersukacita karena Dia." Kata-kata ini membangkitkan gambaran Keluaran bangsa Israel dari Mesir, di mana Allah membelah Laut Merah, memungkinkan mereka menyeberang dengan aman di tanah kering, sementara musuh mereka dihancurkan oleh gelombang yang kembali. Namun, makna ayat ini jauh melampaui peristiwa tunggal tersebut.
Lebih dalam lagi, ayat ini berbicara tentang transformasi yang Allah mampu lakukan dalam situasi yang paling mustahil. Gurun yang tandus, yang identik dengan kekeringan, kesulitan, dan keputusasaan, diubah menjadi tempat yang dapat dilalui, bahkan menjadi sungai kehidupan. Ini adalah janji Allah yang tidak pernah berubah, bahwa di tengah kekeringan spiritual atau kesulitan hidup yang seolah tak berujung, Dia sanggup menyediakan jalan keluar, aliran berkat, dan pemulihan. Kapan pun kita merasa berada di gurun pengalaman yang luas, di mana harapan tampak memudar, Mazmur 66:6 mengingatkan kita bahwa Allah memiliki kuasa untuk membuka jalan baru, menyediakan sumber daya yang tak terduga, dan membawa kita melintasi kesulitan dengan damai sejahtera.
Kesenangan dan sukacita yang disebutkan dalam ayat tersebut adalah respons alami terhadap perbuatan ajaib Allah. "Di sanalah kami bersukacita karena Dia." Sukacita ini bukan semata-mata karena situasi yang membaik, tetapi karena kehadiran dan karya Allah sendiri. Ini adalah sukacita yang lahir dari iman yang teguh, keyakinan bahwa Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya, bahkan ketika mereka sedang melalui lembah kekelaman. Ketika kita melihat tangan Tuhan bekerja dalam hidup kita, mengubah kesulitan menjadi keberhasilan, keraguan menjadi kepastian, dan keputusasaan menjadi harapan, hati kita dipenuhi dengan sukacita yang mendalam. Sukacita ini mengalir dari kesadaran akan kedaulatan-Nya dan kesetiaan-Nya yang tak tergoyahkan.
Bagi kita hari ini, ayat ini tetap relevan. Tantangan hidup seringkali terasa seperti gurun yang tak berujung. Masalah keuangan, penyakit, hubungan yang retak, atau kegagalan dalam usaha, bisa membuat kita merasa terisolasi dan tak berdaya. Namun, Mazmur 66:6 adalah mercusuar harapan. Ia mendorong kita untuk memandang kepada Allah, sumber segala kekuatan dan keajaiban. Dia adalah Allah yang sama yang membelah laut, yang mengubah gurun menjadi sungai. Dia sanggup melakukan hal yang mustahil dalam kehidupan kita. Ketika kita memilih untuk mempercayai-Nya, berserah pada rencana-Nya, dan bersukacita dalam kehadiran-Nya, kita akan mengalami transformasi yang luar biasa. Gurun kehidupan kita dapat berubah menjadi taman berkat, dan sungai kesukacitaan akan mengalir dalam jiwa kita, semua demi kemuliaan nama-Nya.