Mazmur 73:27 adalah sebuah pernyataan yang kuat dan menggetarkan hati tentang pentingnya hubungan yang intim dengan Tuhan. Ayat ini secara gamblang mengungkapkan konsekuensi yang mengerikan dari menjauh dari hadirat Ilahi. Pemazmur Asaf, setelah bergumul dengan kecemburuan terhadap orang fasik yang tampak makmur, akhirnya menemukan kebenaran fundamental ini dalam bait suci Tuhan. Ia menyadari bahwa kemakmuran sesaat yang dinikmati oleh orang-orang yang jauh dari Tuhan adalah ilusi yang menipu, dan pada akhirnya akan berujung pada kehancuran total.
Frasa "siapa yang jauh dari pada-Mu, akan binasa" bukanlah ancaman kosong, melainkan pengingat akan sifat dasar kehidupan rohani. Tuhan adalah sumber kehidupan itu sendiri. Menjauh dari sumbernya berarti mengering, layu, dan pada akhirnya lenyap. Kehidupan tanpa kehadiran Tuhan ibarat sebuah tanaman yang dicabut dari akarnya; ia mungkin tampak hijau sesaat, namun tak dapat bertahan lama. Kebinasaan di sini bisa merujuk pada kehancuran spiritual, emosional, dan bahkan fisik. Ini adalah keadaan terputus dari kasih karunia, perlindungan, dan tujuan Ilahi yang diberikan Tuhan kepada umat-Nya.
Lebih lanjut, ayat ini menegaskan, "yang Engkau musnahkan semua orang yang berzinah terhadap Engkau." Kata "berzinah" dalam konteks spiritual sering kali diartikan sebagai kesetiaan yang rusak, pengkhianatan terhadap perjanjian yang telah dibuat dengan Tuhan. Ini bisa berupa penyembahan berhala, ketidaktaatan yang disengaja, atau sikap hati yang berpaling dari nilai-nilai kebenaran-Nya. Tuhan, sebagai mempelai pria bagi umat-Nya (seperti yang digambarkan dalam kitab-kitab nabi), tidak dapat mentolerir pengkhianatan ini. Pemusnahan yang disebutkan bukanlah semata-mata tindakan hukuman, tetapi juga manifestasi dari kekudusan-Nya yang tidak dapat bersatu dengan dosa dan ketidaksetiaan.
Namun, di balik peringatan keras ini, tersimpan janji pengharapan. Mazmur 73 secara keseluruhan adalah kesaksian tentang bagaimana pemazmur kembali menemukan kekuatannya di hadirat Tuhan. Keintiman dengan Tuhan bukanlah sekadar kewajiban religius, melainkan kebutuhan mendasar bagi jiwa manusia. Ketika kita memilih untuk tetap dekat dengan-Nya, kita menikmati perlindungan, bimbingan, dan sukacita yang tidak dapat diberikan oleh dunia. Kedekatan ini memampukan kita untuk melihat segala sesuatu dari perspektif kekal, membedakan antara kebahagiaan semu duniawi dan kebahagiaan sejati yang berasal dari sumber kehidupan.
Dalam kehidupan modern yang serba cepat, godaan untuk menjauh dari Tuhan—melalui kesibukan, kesenangan duniawi, atau kepahitan hati—sangatlah besar. Namun, firman Tuhan dalam Mazmur 73:27 mengingatkan kita akan harga yang mahal dari pengabaian ini. Pilihlah untuk tetap dekat dengan-Nya, karena di sanalah kehidupan yang berkelimpahan dan keintiman yang sesungguhnya dapat ditemukan. Mari kita renungkan arti ayat ini dan komitmen untuk menjaga hubungan kita dengan Tuhan tetap kuat dan hidup setiap hari.
Bacaan Lebih Lanjut: Mazmur 73