"Mereka tidak seperti manusia biasa dalam kesusahan,
dan tidak seperti manusia pada umumnya mereka terkena malapetaka."
Ayat Mazmur 73:5 menyajikan sebuah pengamatan yang mendalam tentang kondisi orang-orang yang hidup tanpa peduli akan Tuhan. Penulis Mazmur, Asaf, merenungkan kesaksiannya tentang bagaimana orang fasik tampaknya menjalani kehidupan yang bebas dari penderitaan yang umumnya dialami manusia. Frasa "tidak seperti manusia biasa dalam kesusahan" dan "tidak seperti manusia pada umumnya mereka terkena malapetaka" menggambarkan sebuah realitas yang seringkali membingungkan dan mengusik hati orang yang beriman.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menyaksikan bagaimana orang-orang yang tidak mengindahkan nilai-nilai moral dan spiritual justru terlihat berkelimpahan. Mereka mungkin menikmati kekayaan, kesehatan yang prima, dan terhindar dari masalah-masalah pelik yang menghantui banyak orang. Keadaan ini bisa menimbulkan pertanyaan: mengapa orang jahat prosper dan orang benar menderita? Mazmur 73:5 menjadi pintu gerbang untuk menggali lebih dalam pertanyaan eksistensial ini.
Asaf awalnya merasa cemburu melihat kesuksesan orang-orang ini. Ia merasa perjuangannya dalam menjalani hidup sesuai dengan firman Tuhan seolah sia-sia ketika ia melihat orang lain yang jelas-jelas menyimpang dari jalan Tuhan justru hidup lebih "mudah". Ini adalah godaan yang sangat nyata, sebuah ujian iman yang dihadapi oleh banyak orang beriman sepanjang sejarah. Mengapa kesalehan harus dibayar mahal, sementara kedurhakaan tampaknya membawa berkah instan?
Namun, renungan Asaf tidak berhenti pada titik kecemburuan dan kebingungan. Ayat ini adalah permulaan dari sebuah pemahaman yang lebih luas. Penulis Mazmur ini kemudian melanjutkan perenungannya dan akhirnya menemukan jawaban yang menenangkan jiwanya. Ia menyadari bahwa kesuksesan orang fasik adalah sesuatu yang sementara dan ilusi. Mereka mungkin terlihat tidak tersentuh oleh malapetaka, tetapi kesudahan mereka akan berbeda.
Mazmur 73:5 mengingatkan kita untuk tidak terpengaruh oleh penampilan luar. Kehidupan yang terlihat "tanpa masalah" bagi orang fasik seringkali hanya menutupi kekosongan spiritual, ketidaktenangan batin, dan kesudahan yang mengerikan di hadapan Tuhan. Sebaliknya, meskipun orang benar mungkin menghadapi berbagai kesulitan dan cobaan, mereka memiliki harapan yang teguh dan berkat yang kekal. Kesusahan yang dialami orang benar seringkali merupakan bagian dari proses pemurnian dan pendewasaan iman, yang pada akhirnya membawa pada keintiman yang lebih dalam dengan Sang Pencipta.
Pesan dari Mazmur 73:5 adalah penting bagi kita untuk memelihara pandangan kekal. Jangan biarkan kesuksesan duniawi orang lain yang tidak berjalan dalam kebenaran membuat kita goyah. Percayalah bahwa ada keadilan ilahi yang bekerja, dan kesudahan sejati orang yang takut akan Tuhan jauh lebih mulia daripada kemuliaan duniawi yang fana. Dengan memegang teguh janji-janji Tuhan, kita dapat menemukan ketenangan sejati, bahkan di tengah badai kehidupan. Ketenangan ini datang bukan dari ketiadaan masalah, melainkan dari keyakinan akan penyertaan dan kebaikan Tuhan yang abadi.