Mazmur 75:10 - Keadilan dan Kemuliaan Tuhan

"Tetapi aku hendak menyanyikan dan memuji TUHAN."

Kisah Keadilan Ilahi

Mazmur 75 adalah ungkapan syukur dan pujian kepada Allah atas keadilan-Nya yang tak tergoyahkan. Ayat kesepuluh, "Tetapi aku hendak menyanyikan dan memuji TUHAN," menjadi penutup yang kuat dan penuh keyakinan. Ayat ini bukanlah sekadar kalimat akhir, melainkan sebuah deklarasi iman yang mendalam. Ia menandakan respons yang benar terhadap tindakan Allah yang adil dan berdaulat dalam kehidupan umat-Nya.

Dalam konteks mazmur ini, pemazmur merenungkan bagaimana Allah mengangkat yang rendah hati dan menghukum kesombongan orang fasik. Keadilan-Nya bukan hanya tentang menghakimi, tetapi juga tentang memulihkan tatanan yang benar. Ia memerintah dunia ini dengan kekuasaan ilahi-Nya, dan pada akhirnya, setiap lutut akan bertelut serta setiap lidah akan mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, untuk kemuliaan Allah Bapa (Filipi 2:10-11). Pemazmur memahami bahwa meskipun kejahatan mungkin tampak berkuasa untuk sementara waktu, kekuasaan Allah adalah yang tertinggi dan tak terbantahkan.

Inti dari Pujian dan Pengakuan

Ketika pemazmur menyatakan niatnya untuk menyanyikan dan memuji Tuhan, ini mencerminkan pengakuan atas kebaikan dan keadilan yang telah Ia tunjukkan. Pujian bukan hanya ungkapan emosi belaka, tetapi tindakan kedaulatan Allah yang merespons kebaikan dan kebenaran-Nya. Ia tidak hanya pasif menyaksikan, tetapi secara aktif memilih untuk meninggikan nama Tuhan.

Mazmur 75:10 mengajarkan kita pentingnya respons iman. Di tengah segala kesulitan, ketidakadilan, atau bahkan kemenangan, respons yang pantas adalah pujian dan pengakuan. Ini adalah pengingat bahwa kita adalah makhluk ciptaan yang bergantung pada Sang Pencipta, dan Dialah sumber segala kebaikan dan keadilan. Tindakan memuji adalah bentuk ketaatan dan bentuk penyerahan diri, mengakui bahwa kekuasaan dan hikmat tertinggi berada di tangan Tuhan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada berbagai situasi yang menguji iman kita. Mungkin kita menyaksikan ketidakadilan yang merajalela, atau kita sendiri mengalami kesulitan yang terasa berat. Pada saat-saat seperti inilah ayat ini menjadi sumber kekuatan. Niat untuk menyanyikan dan memuji Tuhan, bahkan ketika keadaan tidak ideal, menunjukkan kedalaman iman yang berakar pada kebenaran firman-Nya dan karakter-Nya yang tak berubah.

Manifestasi Keadilan Tuhan

Ayat ini juga menyoroti sifat keadilan Tuhan yang akan terwujud sepenuhnya. Mazmur 75:10 secara implisit merujuk pada tindakan penghakiman akhir yang akan menetapkan segalanya dengan benar. Tuhan akan meninggikan tanduk orang benar dan merendahkan tanduk orang fasik. Ini berarti bahwa kesombongan dan keangkuhan akan dihancurkan, sementara kesetiaan dan kebenaran akan ditinggikan. Tindakan ini akan menjadi sumber sukacita dan pujian bagi umat Tuhan.

Pemazmur memiliki harapan yang teguh pada keadilan Tuhan. Keyakinan ini membebaskannya dari keputusasaan dan mendorongnya untuk bersukacita. Dalam perspektif yang lebih luas, ayat ini menjadi cerminan harapan mesianik. Kita menantikan kedatangan Kristus yang akan menegakkan keadilan-Nya secara sempurna di bumi. Sampai saat itu tiba, kita dipanggil untuk hidup dalam kebenaran dan untuk menyatakan kemuliaan-Nya melalui kehidupan dan pujian kita. Dengan merenungkan Mazmur 75:10, kita diingatkan untuk selalu menjaga hati yang penuh syukur dan lidah yang siap memuji, mengakui kebesaran, keadilan, dan kasih Tuhan yang senantiasa menyertai kita.