Ayat Mazmur 77:9 seringkali muncul di saat-saat di mana hati manusia diliputi keraguan. Ketika beban hidup terasa berat, ketika perjuangan seolah tak berujung, dan ketika harapan mulai meredup, pertanyaan-pertanyaan seperti inilah yang kerap muncul di benak. Si pemazmur, yang sedang mengalami masa-masa sulit, menggumuli tentang keteguhan kasih setia Allah. Ia bertanya, "Sudah habiskah kasih setia-Nya untuk seterusnya? Sudah pastikah janji-Nya turun-temurun?"
Pertanyaan ini mencerminkan pergulatan iman yang sangat manusiawi. Siapa pun bisa mengalami momen keraguan, terutama ketika realitas yang dihadapi terasa kontras dengan janji-janji ilahi. Di tengah kegelapan, sulit untuk melihat cahaya. Di tengah badai, sulit untuk merasakan ketenangan. Namun, justru di dalam keraguan inilah, seringkali kita diajak untuk menggali lebih dalam, mencari dasar iman yang lebih kokoh, dan mengingat kembali kebaikan-kebaikan Tuhan di masa lalu.
Meskipun ayat ini diawali dengan nada keraguan, konteks keseluruhan Mazmur 77 sebenarnya mengarah pada penemuan kembali harapan. Si pemazmur kemudian merenungkan perbuatan-perbuatan ajaib Tuhan di masa lalu, bagaimana Ia membebaskan umat-Nya dari perbudakan di Mesir, menuntun mereka melewati laut merah, dan memimpin mereka ke tanah perjanjian. Perenungan ini membantunya untuk mengalihkan pandangannya dari kesulitan saat ini kepada kuasa dan kesetiaan Tuhan yang tidak pernah berubah.
Pesan yang dapat kita ambil dari Mazmur 77:9, terutama ketika dibaca dalam konteksnya, adalah bahwa keraguan bukanlah akhir dari segalanya. Keraguan bisa menjadi titik awal untuk sebuah pencarian iman yang lebih mendalam. Ini adalah pengingat bahwa bahkan orang yang beriman pun bisa bergumul. Yang terpenting bukanlah untuk tidak pernah ragu, tetapi untuk bagaimana kita merespons keraguan tersebut. Apakah kita membiarkannya menenggelamkan kita, ataukah kita menggunakannya sebagai batu loncatan untuk kembali mengingat dan mempercayai kebesaran serta kesetiaan Tuhan yang tak berkesudahan. Kasih setia Tuhan tidak pernah habis, dan janji-Nya selalu teguh, dari generasi ke generasi. Di saat keraguan melanda, mari kita ingat perbuatan ajaib-Nya dan biarkan keyakinan baru bertumbuh.