Mazmur 89:47 - Kehidupan yang Penuh Berkat dan Anugerah

"Berapa lama lagi, ya TUHAN, sampai Kau terus melupakan kami, dan terus menyembunyikan wajah-Mu dari kami?"

Simbol hati dengan tangan terbuka di atasnya, melambangkan penerimaan dan harapan.

Perikop Mazmur 89:47 ini muncul dalam konteks permohonan yang mendalam, sebuah rintihan dari kedalaman hati yang merasakan kesepian dan ditinggalkan. Sang pemazmur, mewakili umat Israel, berseru kepada Tuhan dengan pertanyaan yang sarat makna: "Berapa lama lagi, ya TUHAN, sampai Kau terus melupakan kami, dan terus menyembunyikan wajah-Mu dari kami?" Pertanyaan ini bukanlah ungkapan ketidakpercayaan, melainkan seruan iman dalam kesulitan, sebuah pengakuan bahwa meskipun situasinya sulit, harapan tetap tertuju pada Tuhan.

Di tengah badai kehidupan, di saat segala sesuatu terasa kelam dan kehadiran Tuhan seolah-olah tidak terasa, seringkali kita bergumul dengan perasaan ditinggalkan. Mazmur ini menjadi pengingat bahwa perasaan tersebut bukanlah akhir dari segalanya. Sebaliknya, justru di momen-momen tergelap inilah iman kita diuji dan diperkuat. Seruan ini mengajarkan kita untuk terus berseru, untuk tidak kehilangan harapan, dan untuk terus mencari wajah Tuhan, bahkan ketika kita merasa Dia jauh.

Fokus pada "menyembunyikan wajah-Mu" menyoroti kerinduan akan hubungan yang intim dan kehadiran yang nyata. Wajah Tuhan melambangkan perkenanan, bimbingan, dan perlindungan-Nya. Ketika wajah-Nya disembunyikan, rasanya seolah-olah sumber kehidupan dan kekuatan telah terhalang. Namun, pengalaman ini juga dapat menjadi katalisator untuk introspeksi, untuk memeriksa kembali hubungan kita dengan Tuhan, dan untuk mencari jalan agar kita dapat kembali merasakan hadirat-Nya dalam hidup kita.

Penting untuk diingat bahwa bahkan dalam keheningan Tuhan, kasih setia-Nya tetap ada. Mazmur 89 sendiri menceritakan tentang perjanjian Tuhan yang kekal dengan Daud. Meskipun umat manusia dapat berdosa dan mengalami konsekuensi, janji-janji Tuhan tetap teguh. Permohonan dalam Mazmur 89:47 bukanlah teriakan keputusasaan tanpa dasar, melainkan bentuk doa yang mengingatkan Tuhan akan perjanjian-Nya dan kerinduan umat-Nya untuk mengalami kembali kemuliaan-Nya.

Dalam dunia yang seringkali penuh dengan ketidakpastian dan penderitaan, perenungan terhadap ayat ini memberikan penghiburan dan kekuatan. Ini mengajarkan kita bahwa masa-masa penantian dan perjuangan bukanlah kesia-siaan. Sebaliknya, ini adalah bagian dari perjalanan iman yang memurnikan hati dan memperdalam kepercayaan kita. Mari kita bawa seruan ini dalam doa kita, sambil tetap yakin bahwa Tuhan mendengar setiap rintihan kita dan tidak akan pernah meninggalkan mereka yang berseru kepada-Nya dengan tulus. Kehadiran-Nya mungkin tersembunyi sementara, namun janji-Nya selalu baru setiap pagi.