"Mereka berkata: "TUHAN tidak melihat, Allah Yakub tidak mempedulikannya."
Bait Mazmur 94:7 menggemakan sebuah kesaksian yang menyedihkan namun seringkali terulang dalam sejarah manusia. Pernyataan "TUHAN tidak melihat, Allah Yakub tidak mempedulikannya" bukan sekadar kalimat kosong, melainkan cerminan dari keraguan mendalam, keputusasaan, bahkan penolakan terhadap keberadaan dan campur tangan ilahi. Ungkapan ini seringkali muncul di saat-saat sulit, ketika penderitaan terasa tak berujung, dan ketidakadilan merajalela. Orang-orang yang mengucapkan atau merasakannya mungkin merasa bahwa doa mereka tidak didengar, bahwa jeritan hati mereka tidak sampai kepada Yang Maha Kuasa, atau bahwa kejahatan merajalela tanpa ada pertanggungjawaban.
Namun, Mazmur ini adalah seruan untuk bangkit dari keraguan tersebut dan melihat kenyataan yang lebih dalam. Mazmur penulis menyajikan kontras tajam antara perspektif duniawi yang terbatas dan pemahaman rohani yang lebih luas. Ia mengingatkan kita bahwa meskipun mata manusia mungkin tidak melihat, mata Tuhan senantiasa melihat segalanya. Meskipun hati manusia mungkin menjadi tuli terhadap penderitaan, hati Allah penuh dengan kasih dan keadilan. Ia adalah Allah Yakub, Tuhan yang telah menunjukkan kesetiaan-Nya secara turun-temurun, bukan dewa yang lalai atau tidak peduli.
Dalam dunia yang seringkali terasa kacau dan tidak adil, mudah sekali tergelincir ke dalam pemikiran yang diungkapkan dalam ayat ini. Ketidakberdayaan di hadapan kejahatan, kesulitan pribadi yang berat, atau tragedi kolektif dapat menggoyahkan iman dan membuat kita bertanya-tanya apakah Tuhan benar-benar ada dan peduli. Pertanyaan ini adalah ujian bagi iman kita, sebuah undangan untuk menggali lebih dalam keyakinan kita, dan untuk membedakan antara apa yang terlihat oleh mata jasmani dan apa yang diwahyukan oleh Roh.
Penting untuk diingat bahwa Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Kelihatannya mungkin Dia diam, namun kesabaran-Nya justru memberikan kesempatan bagi pertobatan. Kelihatannya Dia tidak bertindak, namun waktunya adalah waktu yang paling tepat. Mazmur 94:7 adalah pengingat bahwa kita tidak boleh menyerah pada keputusasaan dan keraguan. Sebaliknya, kita dipanggil untuk mempercayai bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi, Allah yang memelihara segala ciptaan-Nya, senantiasa hadir dan berkuasa. Dia melihat setiap tetesan air mata, Dia mendengar setiap doa, dan pada waktu-Nya, keadilan-Nya akan ditegakkan. Biarlah keyakinan ini menjadi jangkar bagi jiwa kita di tengah badai kehidupan, memperkuat iman kita bahwa Allah Yakub tidak pernah tidak mempedulikan umat-Nya.