Mazmur 97:2

"Awan dan kegelapan mengelilingi Dia, kebenaran dan keadilan adalah tumpuan takhta-Nya."

Ayat Mazmur 97:2 melukiskan gambaran yang kuat tentang sifat keagungan Allah. Frasa "awan dan kegelapan mengelilingi Dia" bukan berarti Allah itu samar atau tidak dapat dijangkau. Sebaliknya, ini menggambarkan kuasa dan kemuliaan-Nya yang begitu dahsyat, sehingga manusia dengan keterbatasannya tidak dapat melihat-Nya secara langsung. Seperti kilat yang menerangi kegelapan sesaat, kehadiran-Nya seringkali ditandai dengan manifestasi kekuatan ilahi yang menakjubkan dan terkadang menakutkan bagi yang tidak siap.

Namun, yang terpenting dari ayat ini adalah penegasan pada bagian kedua: "kebenaran dan keadilan adalah tumpuan takhta-Nya." Ini adalah pilar utama dari pemerintahan Allah. Takhta-Nya, simbol otoritas dan kekuasaannya, didasarkan pada prinsip-prinsip moral yang paling murni. Kebenaran yang tak tergoyahkan dan keadilan yang sempurna menjadi fondasi segala keputusan dan tindakan-Nya. Ini memberikan jaminan bagi umat-Nya bahwa pemerintahan Allah adalah adil dan benar, serta bahwa segala sesuatu yang terjadi berada di bawah kendali-Nya yang bijaksana.

Memahami Mazmur 97:2 mengajak kita untuk merenungkan sifat Allah yang transenden sekaligus imanen. Dia adalah pribadi yang luar biasa mulia, terpisah dari segala ketidaksempurnaan duniawi. Namun, Dia juga hadir dan bekerja dalam kehidupan kita, selalu bertindak sesuai dengan kebenaran dan keadilan-Nya. Keadilan-Nya berarti bahwa Dia tidak akan membiarkan kejahatan merajalela tanpa konsekuensi, dan kebenaran-Nya memastikan bahwa kebaikan pada akhirnya akan menang.

Dalam kehidupan sehari-hari, pengingat akan kebenaran dan keadilan Allah dapat menjadi sumber kekuatan dan penghiburan. Ketika kita menghadapi ketidakadilan atau situasi yang terasa suram, kita dapat berpaling kepada-Nya dengan keyakinan bahwa Dia melihat, Dia tahu, dan Dia akan bertindak sesuai dengan keadilan-Nya. Takhta-Nya yang teguh adalah jaminan bahwa meskipun badai kehidupan menerpa, prinsip-prinsip ilahi yang menopangnya tidak akan pernah goyah.

Lebih jauh lagi, ayat ini mendorong kita untuk meneladani sifat-sifat Allah dalam kehidupan kita. Sebagai ciptaan-Nya, kita dipanggil untuk hidup dalam kebenaran dan berlaku adil terhadap sesama. Dengan menjadikan kebenaran dan keadilan sebagai prioritas, kita mencerminkan citra Sang Pencipta dan berkontribusi pada dunia yang lebih baik, yang didasarkan pada prinsip-prinsip ilahi yang mulia.