Mikha 6:3

"Umat-Ku, apakah yang telah Kulakukan terhadap engkau? Dengan apakah engkau telah Kujemukan? Jawablah Aku!"

Simbol Hati yang Terbuka

Ayat dari Kitab Mikha pasal 6 ayat 3 ini merupakan seruan Tuhan yang penuh kasih dan kelembutan kepada umat-Nya. Di tengah situasi di mana umat Israel mungkin merasa diperlakukan tidak adil atau tidak dihargai, Tuhan mengingatkan mereka akan kasih setia-Nya yang telah Ia tunjukkan sepanjang sejarah. Pertanyaan "Apakah yang telah Kulakukan terhadap engkau? Dengan apakah engkau telah Kujemukan?" bukanlah pertanyaan yang menuntut, melainkan undangan untuk refleksi. Tuhan mengajak umat-Nya untuk melihat kembali seluruh perjalanan hidup mereka, mengenang setiap perbuatan baik dan perlindungan yang telah Ia berikan.

Tuhan tidak pernah berhenti mengasihi umat-Nya. Bahkan ketika umat-Nya seringkali berpaling, tidak setia, dan menyembah berhala, Tuhan tetap bersabar. Ia mengingatkan mereka tentang bagaimana Ia membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir, memimpin mereka melalui padang gurun, dan memberi mereka tanah perjanjian. Semua itu adalah bukti nyata dari kasih karunia-Nya yang tak terhingga. Pertanyaan ini juga bisa diartikan sebagai sebuah pengingat bahwa Tuhan tidak meminta hal yang berlebihan dari umat-Nya. Ia hanya meminta kesetiaan, ketaatan, dan hati yang mau bersekutu dengan-Nya.

Dalam konteks modern, ayat ini masih sangat relevan. Seringkali kita juga lupa akan kebaikan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Kita mungkin lebih fokus pada masalah, kesulitan, atau kekecewaan, sehingga luput melihat campur tangan Tuhan yang begitu nyata. Tuhan ingin kita berhenti sejenak dan merenungkan: "Apa yang Tuhan telah lakukan dalam hidupku?" Jika kita mau membuka mata hati, kita akan melihat mukjizat-mukjizat kecil setiap hari: kesempatan untuk bernapas, kesehatan, keluarga, pekerjaan, dan bahkan pertolongan di saat-saat terdesak.

Menjawab seruan Tuhan ini berarti kita bersedia untuk introspeksi diri. Mengakui bahwa Tuhan telah berbuat baik dan kemudian meresponsnya dengan hati yang bersyukur dan ketaatan yang tulus. Ini bukan tentang melakukan ritual keagamaan semata, tetapi tentang sebuah hubungan yang didasari cinta dan kepercayaan. Tuhan mencari respons yang jujur dari hati kita, sebuah pengakuan atas kebaikan-Nya dan komitmen untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Mikha 6:3 mengajarkan kita untuk selalu menghargai kasih Tuhan dan meresponsnya dengan segenap hati.

Mari kita renungkan bersama bagaimana kita telah diperlakukan oleh Tuhan. Apakah kita telah membalas kebaikan-Nya dengan hati yang penuh syukur dan hidup yang berkenan di hadapan-Nya? Seruan ini adalah undangan untuk kembali kepada-Nya dengan segenap hati, mengenali mukjizat-mukjizat kasih-Nya, dan memperbaharui komitmen kita untuk mengikuti jalan-Nya.