Mikha 6:5 - Janji Kesetiaan Tuhan

"Umat-Ku, ingatlah apa yang dirancang oleh Balak, raja Moab, dan apa yang dijawab oleh Bileam bin Beor kepadanya. Ingatlah apa yang terjadi dari Sitim sampai ke Gilgal, supaya engkau mengetahui perbuatan keadilan TUHAN."

Firman Tuhan dalam Mikha 6:5 adalah sebuah panggilan untuk mengingat. Ini bukan sekadar renungan pasif, melainkan sebuah undangan aktif untuk menggali kembali peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah umat pilihan-Nya. Ayat ini meminta umat Tuhan untuk merenungkan peran Balak, raja Moab, yang berusaha untuk mengutuk Israel, dan Bileam bin Beor, seorang nabi yang dipanggil untuk melaksanakan kutukan tersebut. Namun, seperti yang kita ketahui dari kisah dalam kitab Bilangan, rencana jahat ini berbalik menjadi berkat bagi Israel.

Peristiwa di Sitim dan Gilgal mencakup masa-masa krusial dalam perjalanan umat Israel. Di Sitim, mereka terlibat dalam penyembahan berhala dan perzinahan dengan wanita-wanita Moab, yang mendatangkan murka Tuhan. Namun, melalui intervensi Musa dan tindakan yang tegas, bangsa itu ditegur dan dipulihkan. Kemudian, di Gilgal, mereka mengalami beberapa momen penting, termasuk sunat baru, perayaan Paskah, dan penerimaan roti dari surga. Semua ini adalah bagian dari cara Tuhan membentuk, mendisiplinkan, dan memelihara umat-Nya.

Tujuan dari mengingat peristiwa-peristiwa ini, seperti yang dinyatakan dalam ayat tersebut, adalah agar umat Israel "mengetahui perbuatan keadilan TUHAN." Keadilan Tuhan bukan hanya tentang penghukuman bagi dosa, tetapi juga tentang kesetiaan-Nya untuk melindungi, memelihara, dan memulihkan umat-Nya, bahkan ketika mereka gagal. Tuhan bertindak adil dengan memegang janji-Nya dan menunjukkan kasih setia-Nya.

Dalam konteks yang lebih luas, ayat ini mengingatkan kita bahwa sejarah keselamatan adalah sebuah narasi tentang kesetiaan Tuhan yang tak tergoyahkan. Meskipun manusia seringkali jatuh dalam dosa dan kegagalan, Tuhan tetap setia pada perjanjian-Nya. Dia tidak membiarkan umat-Nya binasa, melainkan terus bekerja melalui berbagai cara untuk membawa mereka kembali kepada-Nya.

Merenungkan Mikha 6:5 juga menginspirasi kita untuk melihat kesetiaan Tuhan dalam kehidupan pribadi kita. Pernahkah kita gagal, berbuat kesalahan, atau merasa jauh dari Tuhan? Sama seperti Israel yang didisiplinkan tetapi tidak ditinggalkan, Tuhan juga bekerja dalam kehidupan kita untuk membawa kita kepada pengampunan dan pemulihan. Peristiwa-peristiwa yang mungkin terasa sulit atau penuh pelajaran dalam hidup kita seringkali merupakan cara Tuhan menunjukkan keadilan dan kesetiaan-Nya yang mendalam.

Dengan mengingat dan memahami kisah-kisah seperti ini, kita diperkuat dalam iman. Kita belajar untuk tidak hanya fokus pada kesulitan atau kegagalan masa lalu, tetapi untuk melihat tangan Tuhan yang bekerja di dalamnya. Keadilan-Nya termanifestasi bukan hanya dalam hukuman, tetapi dalam pemeliharaan yang konsisten, pengampunan yang berlimpah, dan janji keselamatan yang abadi. Oleh karena itu, mari kita terus mengingat perbuatan-perbuatan besar Tuhan dalam sejarah dan dalam kehidupan kita, sehingga iman kita semakin teguh kepada-Nya.