Nehemia 4:23

"Baik aku maupun kaumku atau para bujangku atau para penjaga yang mengikutiku, tidaklah menanggalkan pakaian kami; masing-masinglah memegang senjatanya, baik dengan tangan kanan maupun dengan tangan kiri, untuk pekerjaan itu."

JUGA BERDOA

Simbol kesiapan dan ketergantungan pada Tuhan

Ayat Nehemia 4:23 menggambarkan sebuah momen krusial dalam pembangunan kembali tembok Yerusalem. Bangsa Israel menghadapi tekanan dan ancaman yang luar biasa dari musuh-musuh mereka. Sanbalat, Tobia, dan Gesem, beserta sekutu mereka, berulang kali mencoba menghentikan pekerjaan mereka melalui intimidasi, rencana jahat, dan bahkan ancaman kekerasan. Namun, di tengah situasi yang genting ini, pemimpin mereka, Nehemia, mengeluarkan instruksi yang luar biasa bijaksana dan mencerminkan keimanan yang teguh.

Instruksi tersebut menekankan perlunya menjaga kewaspadaan dan kesiapan. Para pekerja tidak diperkenankan untuk menanggalkan pakaian perang mereka. Setiap orang, dari Nehemia sendiri, kaumnya, para bujangnya, hingga para penjaga, harus selalu dalam keadaan siap tempur. Senjata mereka harus selalu tersedia, baik di tangan kanan maupun tangan kiri, siap digunakan kapan saja. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan pembangunan tembok bukan hanya sekadar tugas fisik, melainkan juga perjuangan spiritual yang memerlukan kewaspadaan terus-menerus.

Apa yang membuat ayat ini begitu relevan dan kuat? Ini adalah perpaduan antara tindakan nyata dan iman. Nehemia tidak hanya memerintahkan doa, tetapi juga tindakan pencegahan dan kesiapan. Ia mengajarkan bahwa untuk mencapai tujuan yang mulia, terutama dalam menghadapi perlawanan, manusia harus bertindak dengan cerdas, kuat, dan tak kenal lelah. Namun, di balik semua kesiapan fisik itu, terdapat fondasi iman yang kokoh. Nehemia dan umatnya tahu bahwa kekuatan mereka bukan berasal dari persenjataan semata, tetapi dari Tuhan yang mereka percayai. Mereka menyadari bahwa meskipun mereka bersiap menghadapi ancaman fisik, pertarungan sesungguhnya adalah melawan kekuatan jahat yang berusaha menghalangi kehendak Tuhan.

Pesan dari Nehemia 4:23 ini melampaui konteks sejarah pembangunan tembok Yerusalem. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita juga seringkali dihadapkan pada tantangan, kesulitan, dan "musuh" yang mencoba menghentikan kemajuan kita, baik dalam pekerjaan, studi, keluarga, maupun perjalanan rohani. Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak pernah lengah. Kita harus senantiasa siap, baik secara fisik, mental, maupun spiritual. Ini berarti mempersiapkan diri dengan ilmu dan keterampilan, menjaga kesehatan, serta yang terpenting, memperkuat hubungan kita dengan Tuhan melalui doa dan firman-Nya.

Sama seperti para pekerja di Yerusalem yang memegang senjata sambil bekerja, kita pun dipanggil untuk menjalani kehidupan dengan kesungguhan dan kewaspadaan. Ini bukan berarti hidup dalam ketakutan, melainkan hidup dalam kesadaran bahwa ada hal-hal yang perlu diwaspadai dan dilawan. Namun, yang terpenting adalah bagaimana kita menghadapi semua itu. Nehemia mengajarkan kita untuk menggabungkan kesiapan dengan doa. Kita bisa saja memegang "senjata" kita, namun tanpa doa, kita akan kehilangan sumber kekuatan sejati. Sebaliknya, dengan doa yang tekun dan kesiapan yang matang, kita dapat menghadapi setiap tantangan dengan keberanian dan keyakinan bahwa Tuhan akan menyertai dan melindungi kita dalam setiap langkah perjuangan kita. Tembok Yerusalem berhasil dibangun bukan hanya karena ketangguhan fisiknya, tetapi juga karena hati yang teguh dan iman yang tidak pernah padam.