Nehemia 6:13 - Setia Melawan Godaan

"Sebab itu aku mengupah dia, supaya dia berbuat demikian, dan supaya aku mendapat hukuman, bahwa orang fasik itu tidak menggentarkan aku."

Ayat Nehemia 6:13 adalah sebuah deklarasi keberanian dan keteguhan hati yang luar biasa. Dalam konteks kitab Nehemia, periode pembangunan kembali tembok Yerusalem di bawah kepemimpinan Nehemia dipenuhi dengan berbagai tantangan, intrik, dan ancaman dari musuh-musuh Israel. Tokoh-tokoh seperti Sanbalat, Tobia, dan Gesem terus-menerus berusaha untuk menggagalkan pekerjaan yang sedang dilakukan.

Dalam ayat ini, Nehemia sedang menghadapi salah satu taktik licik musuh. Seseorang bernama Sekharia bin Benea (atau dalam beberapa terjemahan, Yoyada) disewa untuk menakut-nakuti Nehemia agar ia melarikan diri ke Bait Allah demi keselamatannya, dengan tujuan agar para pengepung bisa menyerang dan mempermalukannya. Ini adalah upaya untuk mematahkan semangat kepemimpinan Nehemia dan menghentikan pembangunan tembok.

Menghadapi Godaan dan Ketakutan

Nehemia, dengan hikmat ilahi dan keberanian yang dianugerahkan Tuhan, tidak gentar. Ia menyadari bahwa ada pihak-pihak yang ingin menggunakan rasa takut sebagai senjata untuk melumpuhkannya. Perintah untuk "mengupah" orang yang dimaksud di sini bukanlah berarti Nehemia bekerja sama dengan si penyewa dalam arti negatif, melainkan lebih kepada mengakui upaya lawan untuk menimbulkan ketakutan, namun sekaligus menyatakan penolakan terhadap pengaruhnya.

Pernyataan Nehemia, "supaya aku mendapat hukuman, bahwa orang fasik itu tidak menggentarkan aku," menunjukkan sebuah komitmen yang dalam. Ia siap menanggung konsekuensi atau bahkan "dihukum" (dalam arti ditanggung bebannya) oleh perbuatan orang fasik tersebut, asalkan ia tidak membiarkan rasa takut menguasai dan menghentikan misi suci yang sedang ia jalankan. Ini adalah sebuah janji kepada dirinya sendiri dan kepada Tuhan bahwa integritas dan imannya akan tetap teguh.

Relevansi di Masa Kini

Kisah Nehemia 6:13 memiliki resonansi yang kuat bagi kita di zaman modern. Kita semua mungkin menghadapi "musuh" dalam berbagai bentuk: keraguan diri, tekanan sosial, kritik yang tidak membangun, godaan dosa, atau kesulitan hidup yang mengancam untuk membuat kita mundur dari jalan yang benar.

Tantangan yang dihadapi Nehemia mengajarkan pentingnya keteguhan iman. Saat kita merasa diancam atau ditekan, godaan untuk menyerah atau mencari "jalan pintas" demi kenyamanan seringkali muncul. Namun, seperti Nehemia, kita dipanggil untuk tidak membiarkan ketakutan menguasai kita. Sebaliknya, kita harus mengandalkan Tuhan, memperkuat tekad kita, dan terus melangkah maju dalam kebenaran dan integritas.

Ayat ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya visi yang jelas dan komitmen terhadap tujuan yang Tuhan berikan. Nehemia tahu apa yang harus ia lakukan, dan ia tidak akan membiarkan ancaman menghalanginya. Demikian pula, ketika kita memiliki panggilan atau tugas dari Tuhan, kita perlu berpegang teguh pada itu, meskipun jalanannya sulit.

Terakhir, Nehemia 6:13 berbicara tentang keberanian. Keberanian sejati bukanlah ketiadaan rasa takut, melainkan tindakan yang tetap dilakukan meskipun ada rasa takut. Dengan mengacu pada Tuhan dan firman-Nya, kita dapat menemukan kekuatan untuk menghadapi setiap tantangan, menolak godaan untuk mundur, dan tetap setia pada panggilan kita.