"Katakanlah kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah kamu! Barangsiapa yang membuang orang tuanya dan ibunya akan mengalami celaka."
Ayat Yehezkiel 12:18 memberikan sebuah peringatan yang tegas dan lugas mengenai pentingnya menghormati serta merawat orang tua. Dalam konteksnya, ayat ini seringkali dibahas dalam kaitannya dengan konsekuensi atau hukuman yang akan diterima oleh mereka yang mengabaikan kewajiban dasar ini. Namun, lebih dari sekadar ancaman hukuman, ayat ini juga mengandung sebuah nasihat moral dan spiritual yang mendalam tentang nilai kekeluargaan dan tanggung jawab. Menghormati orang tua bukan hanya sebuah tradisi atau aturan sosial, melainkan sebuah perintah ilahi yang mencerminkan tatanan yang benar dalam kehidupan.
Dalam berbagai kebudayaan, termasuk di Indonesia, menghormati orang tua adalah salah satu nilai yang sangat dijunjung tinggi. Hal ini berakar pada pemahaman bahwa orang tualah yang telah memberikan kehidupan, membesarkan, mendidik, dan berkorban demi kesejahteraan anak-anak mereka. Hubungan orang tua dan anak adalah pondasi pertama dari sebuah masyarakat. Ketika pondasi ini kuat, kokoh, dan dilandasi oleh rasa hormat serta kasih sayang, maka tatanan sosial yang lebih luas pun akan cenderung stabil dan harmonis. Sebaliknya, ketika hubungan ini retak atau bahkan rusak, maka akan muncul berbagai masalah sosial yang kompleks.
Firman Tuhan dalam Yehezkiel 12:18 menekankan bahwa mengabaikan orang tua, membuang mereka, atau tidak menghargai peran mereka, akan mendatangkan "celaka". Kata "celaka" ini bisa diartikan dalam berbagai tingkatan, mulai dari kesulitan dalam hidup, kegagalan, hingga konsekuensi spiritual yang lebih luas. Ini adalah sebuah pengingat bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, terutama tindakan yang berhubungan dengan orang-orang yang paling berjasa dalam hidup kita. Kepatuhan dan penghormatan kepada orang tua seringkali dikaitkan dengan berkat dan umur panjang dalam banyak ajaran agama.
Menerapkan nilai ini dalam kehidupan modern memang terkadang menjadi tantangan. Di tengah kesibukan, tuntutan ekonomi, dan perubahan gaya hidup, kadang-kadang orang tua bisa terabaikan. Namun, penting untuk selalu mengingat bahwa materi dan kesuksesan duniawi tidak akan pernah bisa menggantikan tempat dan peran orang tua. Meluangkan waktu, memberikan perhatian, mendengarkan keluh kesah mereka, serta membantu mereka di masa tua adalah bentuk nyata dari penghormatan yang sejati.
Yehezkiel 12:18 bukan sekadar ayat yang dibaca, melainkan sebuah prinsip hidup yang perlu diinternalisasi dan diwujudkan. Dengan menghormati orang tua, kita tidak hanya memuliakan mereka, tetapi juga menempatkan diri kita pada jalur berkat dan kehormatan. Ini adalah cara untuk membangun fondasi yang kuat bagi generasi penerus, mengajarkan mereka tentang nilai-nilai luhur, dan memastikan bahwa rantai kasih sayang serta tanggung jawab dalam keluarga tidak akan pernah terputus. Mari kita jadikan ayat ini sebagai pengingat harian untuk senantiasa mengutamakan dan menghargai orang tua kita.